Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi berkekuatan 5,8 SR pada jarak 80 kilometer arah selatan Kota Negara Kabupaten Jembrana Bali pada kedalaman 104 kilometer diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan bahwa gempa bumi tektonik itu terjadi di Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara dengan episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar atau oblique thrust fault," katanya dalam siaran pers, Senin (16/7/2019).
Menurutnya, guncangan gempa bumi itu dilaporkan dirasakan di daerah Badung V MMI, Nusa Dua IV-V MMI, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat IV MMI, Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara III MMI, Jember, Lumajang II- III MMI.
Sampai saat ini, imbuhnya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 07.50 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya."
Dia meminta masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tegasnya.