Bisnis.com, JAKARTA - Pemberhentian jabatan Ketua DPD II Kabupaten/Kota Partai Golkar kembali terjadi. Kini DPD I Golkar Provinsi Maluku Utara mencopot jabatan tiga ketua DPD II karena dianggap tidak sejalan dengan mekanisme partai.
Ketua DPD Partai Golkar Malut, Alien Mus mengatakan sesuai rapat pleno khusus pengurus DPD I Golkar Malut memutuskan untuk mengevaluasi kinerja pengurus DPD Kabupaten/Kota.
"Diputuskan ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Halmahera Barat, Samad Moid digantikan dengan Zakir Mando yang juga Wabup setempat. DPD II Kabupaten Halmahera Timur dari Idrus E Manengke digantikan Arifin Djafar [Sekretaris DPD I Partai Golkar Malut] dan Ketua DPD Golkar Tidore Kepulauan, digantikan Suldin Falabesi ," kata Alien Mus di Ternate, Kamis (11/7/2019).
Menurut dia, hasil keputusan itu berdasarkan rapat forum DPD I Golkar Malut meminta agar segera mengevaluasi dan sudah sesuai mekanisme, sehingga adanya pergantian tersebut, terutama dalam menghadapi agenda politik tahun 2020.
Rapat pleno khusus itu agendanya pencopotan dan penggantian Plt dipimpin Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Maluku Utara, Alien Mus serta Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar, Herman Hayong.
Menurut Alien Mus keputusan penunjukan Plt ketua DPD II mengatakan, itulah keputusan DPD I Partai Golkar Malut, melalui evaluasi yang dilakukan di internal partai.
Baca Juga
Sementara itu, Wakasekjen DPP Partai Golkar, Herman Hayong ketika dikonfirmasi mengakui, kewenangan untuk merotasi jabatan pengurus di tingkat kabupaten/kota ada di DPD I Golkar, sehingga kalau kader yang tidak puas dengan pencopotan ini ada instrumen untuk dilakukan penyesuaian.
"Tentunya kami mendukung sikap Pengurus DPD I Golkar Malut, karena langkah itu untuk kepentingan partai dalam berbagai momentum politik nanti," katanya.
Wakasekjen mengakui, tiga nama yang diusulkan ke DPP Partai Golkar untuk menjadi pimpinan DPRD Malut yakni, M.Hasan Bay, M.Iqbal Ruray dan Muhammad Abusama.
Sebelumnya 10 Ketua DPD II Golkar Provinsi Maluku juga dicopot dari jabatannya karena sejumlah alasan. Salah satunya adalah karena gagal dalam target perolehan suara Pemilihan Umum 2019.
Bahkan sempat ada kabar bahwa pencopotan sepuluh ketua Golkar tingkat Kabupaten/Kota di Maluku tersebut gara-gara mendukung Calon Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo.