Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Mulai Babak Baru Diskusi Perdagangan

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China memulai babak baru pembicaraan perdagangan setelah pimpinan dua ekonomi terbesar di dunia ini sepakat untuk melanjutkan perundingan demi mengatasi konflik yang berkepanjangan.
Presiden AS Donald Trump (kiri) menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas perdagangan kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump (kiri) menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping untuk membahas perdagangan kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China memulai babak baru pembicaraan perdagangan setelah pimpinan dua ekonomi terbesar di dunia ini sepakat untuk melanjutkan perundingan demi mengatasi konflik yang berkepanjangan.

Menurut pernyataan seorang pejabat pemerintah AS yang identitasnya dirahasiakan, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah berkomunikasi dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Menteri Perdagangan Zhong San pada Selasa (9/7/2019).

Kedua belah pihak disebut akan melanjutkan pembicaraan mereka sebagaimana mestinya. Kementerian Perdagangan China kemudian mengkonfirmasikan pembicaraan itu dalam pernyataan singkat pada Rabu (10/7/2019) pagi.

Pihak AS dan China diungkapkan telah bertukar pendapat tentang pelaksanaan konsensus yang dicapai di Osaka oleh Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping.

Di sela-sela KTT G20, Jepang, pada 29 Juni, Trump dan Xi Jinping sepakat untuk sementara menghentikan perang tarif dan mengarahkan para negosiator mereka untuk menemukan jalan menuju tercapainya kesepakatan.

Baik Trump maupun Xi Jinping tidak menjabarkan kerangka waktu untuk negosiasi ataupun tenggat waktu untuk menuntaskan kesepakatan perdagangan.

Penasihat Trump Kellyanne Conway mengatakan para pejabat AS akan terus berkomunikasi dengan pejabat pemerintah China tentang isu-isu perdagangan dan mungkin akan berkunjung ke Negeri Panda.

Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebut diskusi pada Selasa berlangsung konstruktif dan mengutarakan rencana untuk mengadakan lebih banyak pertemuan tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

“Mudah-mudahan kami dapat melanjutkan apa yang terhenti, tetapi kita lihat saja nanti,” ujar Kudlow kepada awak media, seperti dilansir dari Bloomberg.

Perundingan antara kedua negara terhenti pada Mei setelah AS menuduh China mengingkari rancangan komitmen yang dibuat sebelumnya dan kedua pihak tetap berselisih mengenai aspek-aspek penting dari suatu kesepakatan.

Di bawah gencatan perang perdagangan yang dicapai di Osaka, Trump setuju untuk menunda pengenaan tarif baru terhadap impor tambahan China senilai sekitar US$300 miliar, meskipun mempertahankan tarif 25 persen pada produk China senilai US$260 miliar.

Trump juga mengatakan akan mengizinkan perusahaan-perusahaan AS untuk melanjutkan memasok sebagian produk mereka ke Huawei Technologies Co.

Namun Trump menambahkan bahwa raksasa produsen peralatan telekomunikasi China itu akan tetap berada dalam daftar hitam Departemen Perdagangan karena alasan keamanan nasional.

Dalam sebuah agenda di Washington pada Selasa (9/7), Kudlow mengatakan pemerintah AS akan mengurangi pembatasan pada Huawei dengan melonggarkan persyaratan lisensi dari Departemen Perdagangan.

Kudlow menambahkan bahwa Presiden Xi telah setuju dengan Trump untuk meningkatkan pembelian produk-produk Amerika, termasuk kedelai dan gandum, sebagai bagian dari langkah "niat baik" untuk menunjukkan seberapa terbukanya China dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper