Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Portofolio Tetap Tumbuh, Return Saham Temasek Melemah

Situasi global yang masih diliputi ketidakpastian, termasuk perang dagang AS-China, turut berpengaruh terhadap kinerja Temasek.
Seorang eksekutif Temasek bersiap naik ke panggung dalam Temasek Review, sebuah acara tahunan yang diselenggarakan perusahaan asal Singapura itu, pada 2016./Reuters-Edgar Su
Seorang eksekutif Temasek bersiap naik ke panggung dalam Temasek Review, sebuah acara tahunan yang diselenggarakan perusahaan asal Singapura itu, pada 2016./Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA -- Temasek, perusahaan investasi asal Singapura, mencatatkan kenaikan portofolio bersih tahunan sebesar 1,6 persen menjadi 313 miliar dolar Singapura untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2019.

Nilai tersebut setara dengan US$230 miliar atau sekitar Rp3.249,6 triliun.

Meski demikian, pada saat yang sama, perusahaan mencatatkan return untuk saham milik investor yang lebih rendah dari tahun lalu yakni sebesar 1,49 persen. Ini merupakan penurunan yang cukup dalam dari realisasi return 12 persen pada setahun sebelumnya.

Temasek mengakui bahwa pasar ekuitas cukup volatil selama 1,5 tahun terakhir. Kekhawatiran terkait peningkatan ketegangan antara China dan AS masih ada, yang dapat menahan pertumbuhan global jika berlanjut.

CEO Temasek Lim Boon Heng mengatakan perusahaan tetap waspada dengan risiko siklus resesi AS belakangan ini. Di sisi lain, Brexit dan fragmentasi politik terus membebani Eropa.

"Prospek di China kemungkinan besar masih akan tertekan oleh sengketa berkepanjangan dengan AS, yang dapat dimitigasi dengan kesadaran atas risiko makro dan ruang untuk kebijakan. Secara umum, kami tetap optimistis dengan proyeksi jangka menengah China, asalkan mereka menjalankan transisi ekonomi menuju jalur pertumbuhan yang lebih sustainable," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (9/7/2019).

Dalam upaya korporasi untuk menghadapi tantangan makroekonomi yang lebih besar, Temasek melakukan cukup banyak divestasi, termasuk melepas kepemilikan mereka di Gilead Sciences, Cargil Tropical Palm, dan Kalbin. Per Maret 2019, perusahaan juga telah merampungkan divestasi saham di PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Namun, perusahaan mempertahankan kepemilikan saham di Alibaba, Century Link, dan IHS Markit. Hingga saat ini, sektor finansial masih memiliki pangsa terbesar dalam portofolio perusahaan yakni sebesar 25 persen.

Ke depannya, Temasek berencana melanjutkan fokus di sektor finansial teknologi non bank dan sarana pembayaran seperti Ant Financial dan Global Payments.

CEO Temasek International Dilhan Pillay Sandrasegara memaparkan Temasek juga berencana membangun portofolio perusahaan dengan memperluas eksposure terhadap perusahaan tertutup (unlisted companies).

"Investasi pada sektor ini secara umum menunjukkan kinerja yang baik dan memberikan return yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan terbuka sejak 2002," ungkapnya.

Asia juga masih menjadi pusat bisnis Temasek, dengan eksposure underlying asset sebesar 66 persen di kawasan ini. Adapun eksposure di Eropa dan Amerika Utara telah ditingkatkan masing-masing 10 persen dan 15 persen, sejalan dengan tren dan peluang yang muncul.

Kedua wilayah ini sekarang membentuk seperempat dari eksposure underlying portfolio Temasek, di bawah Singapura dan China yang masing-masing mencapai 26 persen.

Senior Managing Director, Portofolio Strategy & Risk Group Png Chin Yee menyampaikan di tengah lingkungan global yang makin menantang dan dapat mengurangi kepercayaan serta investasi bisnis, Temasek berharap para pembuat kebijakan akan menyiapkan diri untuk kebijakan dovish yang dapat meredam tekanan substantif pada pertumbuhan.

"Jika pertumbuhan terus lemah, potensi suku bunga rendah kemungkinan akan bertahan pada masa mendatang. Ini bisa menurunkan ekspektasi return untuk jangka panjang," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper