Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Unit Humanity Water Tank Distribusikan Ratusan Liter Air di Gaza

Konflik yang telah terjadi di Jalur Gaza membuat beberapa titik mengalami krisis air.
Ilustrasi - Roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel./Bisnis-Reuters-Mohammed Salem
Ilustrasi - Roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel./Bisnis-Reuters-Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA - Konflik yang telah terjadi di Jalur Gaza membuat beberapa titik mengalami krisis air. Untuk mengatasinya, dua unit humanity water tank (HWT) dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) berkeliling mendistribusikan ratusan liter air untuk warga Palestina yang berada di daerah krisis air. 

Andi Noor Faradiba dari tim Global Humanity Response (GHR)-ACT mengatakan, distribusi air bersih yang dilakukan hampir setiap hari ini merupakan jawaban atas kebutuhan yang mendesak di Palestina. 

“Tidak pernah ada yang tahu kapan listrik di Gaza mulai menyala, lebih sering di pagi sampai siang hari listrik itu justru padam. Artinya kalau listrik padam, tidak ada air bersih yang bisa mengalir. Dalam kondisi seperti itu, kebutuhan akan truk water tank sangat diperlukan,” jelas Faradiba, dalam siaran resmi, Kamis (4/7/2019).

Dia menjelaskan bahwa humanity water tank tersebut akan berkeliling di lima wilayah di Gaza yang semuanya terbagi lagi menjadi puluhan titik distribusi. 

"Setelah hampir 2 minggu berkeliling daerah-daerah tersebut, truk akan kembali lagi di titik awal mereka mulai sebelumnya dan mengulangi distribusi lagi seperti yang telah mereka lakukan," ujarnya.

Selain di pemukiman warga, Faradiba juga mengatakan bahwa HWT juga akan mendistribusikan bantuan air bersih kepada fasilitas-fasilitas umum misalnya saja sekolah, masjid, klinik dan sarana-sarana umum lainnya. 

Dengan begitu, truk tersebut diperkirakan akan memberikan kemanfaatan kepada 19.400 orang selama satu minggunya, karena untuk satu orang akan menerima 20 liter air bersih. 

"Dengan adanya bantuan air bersih ini, kami berharap dapat meringankan beban Palestina terutama di tengah konflik yang seringkali meletus tiba-tiba,” kata Faradiba. 

Michael Lynk, salah seorang Pelapor Khusus di Perbsatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, pada 2017, lebih dari 96% akuifer pesisir Gaza, yang merupakan sumber air utama bagi penduduk Gaza, tidak layak dikonsumsi manusia.

Alasannya, kata Lynk, seperti dalam laporan yang dipublikasikan pada 18 Maret 2019 untuk Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), adalah ekstraksi yang berlebihan karena populasi Gaza yang sangat padat.

Selain itu, air terkontaminasi oleh limbah dan air laut, blokade Israel selama 12 tahun lamanya, dan perang asimetris yang telah membuat infrastruktur Gaza lumpuh parah dan terus-menerus kekurangan listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper