Bisnis.com, JAKARTA--Para pemimpin Uni Eropa sepakat menominasikan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menjadi presiden Bank Sentral Eropa (ECB) berikutnya.
Dalam sebuah pernyataan, Lagarde mengatakan bahwa dirinya merasa terhormat telah dinominasikan dan sementara waktu akan mundur dari kepemimpinan IMF selama periode pencalonan.
"Saya merasa terhormat telah dinominasikan untuk Presidensi ECB. Mengingat hal ini dan dalam konsultasi dengan Komite Etika Dewan Eksekutif IMF, saya telah memutuskan untuk sementara waktu melepaskan tanggung jawab saya sebagai Direktur Pelaksana IMF selama periode pencalonan," ujar Lagarde melalui akun Twitternya, dikutip Rabu (3/7/2019).
Mengutip Reuters, pengangkatannya harus disetujui oleh Parlemen Eropa. Jika disetujui, ia akan mengambil alih posisi presiden ECB dari Mario Draghi pada 31 Oktober mendatang. Lagarde juga sekaligus menjadi wanita pertama yang akan memimpin ECB.
Dalam sebuah pernyataan, dewan IMF menyatakan bahwa mereka menerima keputusan Lagarde untuk sementara waktu mundur dari jabatannya di IMF. Dewan IMF kemudian menunjuk Direktur Pelaksana Deputi Pertama IMF David Lipton sebagai penjabat sementara Direktur Pelaksana IMF.
Adapun masa jabatan periode kedua Lagarde di IMF baru akan berakhir pada Juli 2021. Sebelumnya, ketika ditanya oleh Financial Times pada September tahun lalu, Lagarde mengaku tak tertarik dengan posisi di ECB.
Lagarde, yang pernah menjadi menteri keuangan wanita pertama Prancis dan sejak 2011 menjadi kepala IMF adalah pendukung kuat pemberdayaan perempuan, meskipun ia tidak memiliki pengalaman kebijakan moneter langsung dan aktif.
Tugas terbesar bagi Lagarde ketika mengisi posisi presiden ECB adalah untuk menghidupkan kembali ekonomi zona euro.
"Christine Lagarde akan menjadi presiden Bank Sentral Eropa yang sempurna," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk.
"Saya benar-benar yakin bahwa dia akan menjadi presiden yang sangat independen," lanjutnya.
