Bisnis.com, JAKARTA -- Masa kerja Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, dijadwalkan berakhir pada Oktober dan 19 negara zona euro saat ini tengah mencari penggantinya. Namun, daftar pendek calon gubernur bank sentral yang baru kemungkinan hampir seluruhnya adalah pria.
Dalam kesempatan ini, Perancis mengangkat kemungkinan masuknya kandidat wanita dalam daftar nominasi calon pemimpin bank sentral.
Dilansir melalui Bloomberg, Perancis menganggap kepeminpinan di ECB sebagai sebuah target yang layak dan mereka akan lebih suka jika posisi tersebut diisi oleh seorang wanita.
Seorang narasumber yang familiar dengan isu ini mengatakan bahwa ada beberapa wanita berkebangsaan Perancis yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan gubernur bank sentral, termasuk Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Christine Lagarde.
"Nama-nama lain yang banyak di bahas di masa lalu termasuk Deputi Gubernur Bank Sentral Perancis Sylvie Goulard dan Kepala Ekonom OECD Laurence Boone. Pilihan lain mungkin Odile Renaud Basso, Direktur Jenderal Keuangan Perancis," seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (1/7).
Para pemimpin Uni Eropa bertemu untuk merundingkan serangkaian kandidat yang cukup untuk jabatan top tersebut, dan sedang berjuang untuk mencapai kesepakatan pada paket yang akan mengusung Sosialis Belanda, Frans Timmermans, untuk memimpin Komisi Uni Eropa.
Baca Juga
Para kandidat yang sedang dibahas untuk jabatan-jabatan politik utama lainnya, termasuk kepala dewan pimpinan dan kepala kebijakan luar negeri, kemungkinan tidak akan berasal dari Perancis, memberikan opsi bagi Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam posisi terdepan untuk mengklaim jabatan di ECB.
Menuju KTT Komisi Eropa pada pekan depan, Perdana Menteri Luxembourg Xavier Bettel mengatakan para pemimpin harus berkomitmen untuk mendukung pencalonan kepala bank sentral wanita.
Menurut beberapa pejabat lainnya, Italia juga telah menyatakan dukungan untuk mempromosikan kandidat wanita Perancis untuk mengelola dan bertanggung jawab atas kebijakan moneter zona euro.
"Meskipun memiliki latar belakang sebagai pengacara dan bukan ekonom, Lagarde akan sangat cocok untuk posisi itu, jika dia tertarik. Dia akan sangat kompeten," kata Peter Dixon, seorang ekonom di Commerzbank London.
Proposal dari Perancis ini dapat meredam perlawanan terhadap negara yang mendapatkan kepemimpinan ECB untuk kedua kalinya. Jean-Claude Trichet adalah Gubernur ECB dari 2003-2011.
Sejauh ini semua pesaing yang dianggap memiliki peluang terbaik untuk dicalonkan adalah laki-laki, termasuk Gubernur Bundesbank Jens Weidmann dan Gubernur Bank Perancis Francois Villeroy de Galhau.
Sejak pertama berdiri pada 1998, ECB belum pernah dipimpin oleh seorang wanita. Ini adalah salah satu lembaga utama di Uni Eropa yang paling didominasi pria. Sekitar 23 dari 25 anggota dewan yang mengisi jabatan di ECB adalah laki-laki, termasuk 18 dari 19 kepala bank sentral nasional negara-negara anggota zona euro.
Satu-satunya wanita yang mengelola bank sentral di zona euro adalah Deputi Gubernur Bank Sentral Irlandia Sharon Donnery, yang hanya akan menjabat hingga 1 September. Meski begitu, tidak ada kekurangan wanita yang bisa mencapai peringkat teratas bank.
Beberapa nama top lainnya selain Lagarde dan Goulard antara lain Kepala Dewan Resolusi Tunggal Jerman Elke Koenig, Ekonom dan Deputi Gubernur Bank Sentral Jerman Claudia Bunch, anggota Dewan Ahli Ekonomi Jerman Isabel Schnabel, dan Wakil Gubernur Bank Sentral Portugal Elisa Ferreira.