Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap putusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi menjadi momentum persatuan masyarakat.
Menurut Menhan, polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat akibat kontestasi politik telah berakhir. Masyarakat mestinya kembali kepada budaya mencintai perdamaian, murah senyum, solid, dan menghormati perbedaan.
Hal ini diungkapkan Menhan ketika menghadiri acara Rekat Anak Bangsa Menuju Indonesia Sejuk yang digelar Forum Rekonsiliasi Masyarakat (Rekat), bersama Presidum 212, di Shangri La Jakarta, Kamis (27/6/2019).
"Mulai saat ini, tidak ada lagi yang namanya 01 maupun 02, tapi kita semua bersaudara sebagai Bangda Indonesia yang utuh dan tidak akan pernah terpisahkan," ungkap Ryamizard.
"Mulai saat ini juga tidak perlu ada lagi istilah Islam garis keras dan Islam moderat, yang ada adalah wajah asli Islam Indonesia yang rahmatan lil alamin, yaitu Islam yang selalu membawa rahmat dan kedamaian di muka bumi," tambah Menhan.
Dalam pidatonya, Ryamizard bercerita bahwa kekuatan bidang pertahanan pun memiliki konsep yang sama, yaitu tidak dinilai dari anggaran dan kekuatan alutsista, tetapi pada persatuan dan kesatuan yang dilandasi kecintaan sejati kepada Pancasila, Bangsa dan Negara.
"Kita lihat itu konsep liberal, komunis, sosialis, kemudian Pancasila. Kalau kita cari di internet, itu semua ada yang buat manusia, kecuali Pancasila tidak ada yang buat. Pancasila itu digali dari kultur bangsa ini, artinya karena digali itu mendapat rahmat Allah SWT," tambah Menhan.
Selain Ryamizard, hadir dalam acara ini perwakilan Presidium Alumni 212 di antaranya Nonof Hanafi, Haikal Hasan, dan Habib Umar, serta para tokoh yang menandatangani petisi menjaga perdamaian.