Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG : Waspadai Karhutla, Musim Kemarau 2019 Lebih Kering

Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ilustrasi - Suasana kebakaran lahan gambut di Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (30/1/2019)./ANTARA-Syifa Yulinnas
Ilustrasi - Suasana kebakaran lahan gambut di Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Rabu (30/1/2019)./ANTARA-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau tahun ini lebih kering dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan menyarankan pemerintah daerah yang wilayahnya rawan mengalami kebakaran lahan dan hutan meningkatkan kewaspadaan.

"Waspada kekeringan di periode musim kemarau ini, karena diprediksi kemarau tahun ini lebih kering dari tahun sebelumnya," kata Kepala Subbidang Analisis Informasi Iklim BMKG Pusat Adi Ripaldi, Jumat (21/6/2019).

Dia menambahkan, daerah yang tahun lalu pada periode Juni, Juli dan Agustus terkena kekeringan, tahun ini harus lebih waspada lagi. Menurutnya, tahun lalu curah hujan selama musim kemarau kurang dari 20 milimeter dalam satu bulan, dan tahun ini bisa jauh lebih rendah lagi.

Menurut prakiraan BMKG hampir seluruh Jawa telah memasuki musim kemarau, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Puncak musim kemarau diprakirakan terjadi Juli--Agustus 2019.

Hujan lokal masih turun di wilayah seperti Bogor di Jawa Barat. "Namun, tidak semua wilayah ada hujannya, untuk wilayah seperti Jonggol, Parung kurang hujannya," kata Adi.

Menurut dia, warga yang tinggal di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi dan Sumatera juga perlu mewaspadai dampak kekeringan.

Di wilayah-wilayah itu, puncak kemarau diprakirakan terjadi Agustus sampai September. "NTB dan NTT termasuk wilayah tadah hujan, sehingga perlu dibantu dengan irigasi," katanya.

Menurut siaran di laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada 2018 kekeringan melanda sejumlah daerah di Jawa dan Nusa Tenggara.

Kekeringan antara lain melanda wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, dan Lampung, membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper