Bisnis.com, JAKARTA – Sekelompok CEO perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat (AS) mengunjungi Beijing untuk bertemu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang.
Langkah ini diambil di tengah memanasnya perang dagang antara dua negara berekonomi terbesar di dunia ini yang telah turut menjerat perusahaan-perusahaan dari kedua negara.
Menurut pernyataan yang dirilis pemerintah China, pemimpin raksasa kimia Dow Inc., United Parcel Service Inc., produsen obat Pfizer Inc., Hyatt Hotels Corp, pengembang properti Prologis Inc. dan Honeywell International Inc., bertemu dengan PM Li di di Beijing pada Kamis (20/6/2019) waktu setempat.
Pertemuan tersebu juga dihadiri 13 pemimpin bisnis global lainnya, termasuk pemimpin Volkswagen AG, perusahaan tambang Australia BHP Group, dan Nokia OYJ.
Kunjungan itu dilakukan setelah ketegangan geopolitik antara AS dan China memasuki fase baru. Sejak perundingan perdagangan terhenti pada Mei, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan pengenaan tarif tambahan terhadap barang-barang asal China.
Trump juga memblokir akses untuk raksasa teknologi China Huawei Technologies Co. dan mengancam akan memperluas larangan kepada perusahaan-perusahaan pengawasan video dari China.
Di sisi lain, pemerintah China telah menekan perusahaan-perusahaan AS mulai dari Ford Motor Co. hingga FedEx Corp. serta menyatakan akan menyusun daftar hitam perusahaan-perusahaan asing yang merugikan perusahaan-perusahaan China.
Namun menurut sumber Bloomberg, kunjungan para pemimpin perusahaan itu telah dijadwalkan sebelumnya dan tidak berarti merupakan respons atas ketegangan antara AS dan China terkait perdagangan.
Berbicara atas nama kelompok itu, Jean-Pascal Tricoire, Chairman dan CEO Schneider Electric SE Prancis, menekankan kontribusi perusahaan-perusahaan yang hadir terhadap China.
“Kami semua mempekerjakan dan melatih orang-orang di China. Kami semua berinovasi di China,” tutur Tricoire, seperti dikutip dari Bloomberg.
Dalam pertemuan tersebut, Li berjanji untuk membuka lebih banyak sektor ekonomi China bagi investasi asing. Ia memperhatikan bahwa perusahaan-perusahaan yang hadir saat itu telah berkontribusi pada pengembangan ekonomi China.
Li juga mengingatkan perusahaan yang hadir tentang skala pasar konsumen China dan hal yang terkait posisi dominan negara itu dalam hal produksi banyak barang.
Ia meminta mereka untuk mempertimbangkan ketidakpastian perdagangan yang dialami saat ini dari perspektif rantai pasokan industri global.
Pertemuan tersebut berlangsung di ibu kota China, sekitar sepekan sebelum Trump dan Presiden China Xi Jinping direncanakan bertemu di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 28-29 Juni.
Pada Rabu (19/6), Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan akan berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He pekan ini untuk mempersiapkan pertemuan antara kedua pemimpin negara.