Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jamal Khashoggi Dibunuh, Penyelidik PBB: Investigasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman

Pelapor PBB mengatakan ada bukti kredibel pembunuhan dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga harus diselidiki atas pembunuhan Jamal Khashoggi.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berpose dalam kunjungannya ke Tembok Besar Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. /Reuters
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berpose dalam kunjungannya ke Tembok Besar Cina di Beijing, Cina 21 Februari 2019. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pelapor PBB mengatakan ada bukti kredibel pembunuhan dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga harus diselidiki atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Penyelidik PBB Agnes Callamard mengatakan dalam laporannya, bahwa ada bukti kredibel Kerajaan Saudi merencanakan pembunuhan Jamal Khashoggi. Namun Callamard tidak atau belum menemukan bukti siapa yang memerintahkan pembunuhan tersebut.

"Saya tidak menemukan bukti mengenai siapa yang memerintahkan pembunuhan; itu tidak berarti bukti tidak ada, itu hanya berarti bahwa saya tidak dapat menemukannya," katanya kepada Aljazeera, dikutip Kamis (20/6/2019).

Pembunuhan Khashoggi oleh tim operasi Saudi di konsulat kerajaan di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu merusak citra MBS di panggung global.

Laporan setebal 100 halaman itu mengutip audio dari dalam konsulat, yang direkam hanya beberapa menit sebelum Khashoggi masuk.

Dalam audio, Maher Abdulaziz Mutreb, seorang pembantu dekat bin Salman, bertanya apakah akan "mungkin untuk memasukkan bagasi ke dalam tas?"

Sebagai tanggapan, Salah Mohammed Abdah Tubaigy, seorang dokter forensik Saudi yang terkenal, menjawab, "Tidak. Terlalu berat," setelah itu ia menyatakan harapan bahwa pembunuhan Khashoggi akan "mudah".

"Sendi akan dipisahkan. Itu tidak masalah. Tubuh itu berat. Pertama kali aku memotong di tanah. Jika kita mengambil kantong plastik dan memotongnya menjadi beberapa bagian, itu akan selesai. Kita akan membungkus masing-masing," Tubaigy kata menambahkan kata-kata "Tas Kulit".

Ada dugaan pelaku menguliti Khashoggi, menurut laporan itu.

Tubaigy juga menyatakan keprihatinannya bahwa atasannya tidak mengetahui apa yang dia lakukan.

"Tidak ada orang yang melindungiku," katanya.

Di akhir pembicaraan, Mutreb bertanya apakah "hewan kurban" telah tiba.

Pada pukul 13.13 pm waktu Istanbul setempat, sebuah suara mengatakan "dia telah tiba", kata laporan itu. Dalam rekaman yang didengar oleh pelapor khusus, nama Khashoggi tidak disebutkan.

Callamard mengatakan dia menetapkan bahwa ada bukti yang kredibel, yang menjamin penyelidikan lebih lanjut tentang tanggung jawab individu pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sementara Reuters melaporkan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyebut menolak laporan PBB dan menyebutnya bukan sesuatu yang baru.

"Laporan pelapor di dewan hak asasi manusia berisi kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang menganggu kredibilitasnya," kata Menlu Adel al Jubeir.

Kematian Jamal Khashoggi memancing amarah di komunitas internasional, terutama negara Barat.

Setelah pembunuhan Jamal Khashoggi, para pejabat eksekutif menarik diri dari forum investasi di Riyadh.

"Apa yang perlu diselidiki adalah sejauh mana putra mahkota tahu atau seharusnya tahu tentang apa yang akan terjadi pada Jamal Khashoggi, apakah dia secara langsung atau tidak langsung menghasut pembunuhan ... apakah dia bisa mencegah eksekusi ketika misi memulai dan gagal melakukannya," kata Callamard kepada wartawan.

Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk kasus eksekusi di luar pengadilan, meminta negara-negara untuk meminta yurisdiksi universal atas kejahatan internasional dan melakukan penangkapan jika tanggung jawab individu terbukti.

Callamard mendesak negara-negara untuk memperluas sanksi untuk memasukkan putra mahkota dan asetnya ke luar negeri, termasuk Mohammed bin Salman jika tidak dapat membuktikan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper