Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping melakukan perjalanan bersejarah ke Pyongyang mulai hari ini, Kamis (20/6/2019), untuk menjalin kembali aliansi yang bermasalah setelah hubungan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden AS Donald Trump memanas.
Xi akan menjadi Presiden China pertama yang mengunjungi Korea Utara dalam 14 tahun setelah hubungan antara sekutu era Perang Dingin itu memburuk karena provokasi nuklir Pyongyang dan dukungan Beijing terhadap sanksi PBB.
Xi dan Kim berupaya untuk memperbaiki hubungan. Kim telah empat kali mengunjungi China, hingga pada tahun lalu dan Beijing kemudian menyerukan sanksi agar dilonggarkan.
Kunjungan dua hari Xi adalah kesempatan bagi China untuk menunjukkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
"Untuk Korea Utara, pertemuan mendatang akan berfungsi untuk menunjukkan kepada AS bahwa China mendukungnya dan mengirim pesan ke Washington bahwa negara itu harus menghentikan tekanan maksimumnya," kata Lim Eul-chul, profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam seperti dikutip ChannelNewsAsiacom, Kamis (20/6/2019).
Negosiasi antara Trump dan Kim memburuk setelah pertemuan puncak kedua Februari berakhir tanpa kesepakatan. Mereka gagal menyepakati soal penghapusan sanksi sebagai imbalan dari penghentian kegiatan senjata nuklir Korea Utara.
Baca Juga
Negosiasi perdagangan Beijing sendiri dengan Washington menemui jalan buntu pada bulan lalu.
Dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar resmi Korea Utara pada hari Rabu, Xi memuji persahabatan "tak tergantikan" dari negara-negara tetangganya itu dan menawarkan "rencana besar" untuk membawa stabilitas permanen ke Asia Timur.
Dia juga berjanji Beijing akan memainkan peran aktif dalam "memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan Korea Utara dan pihak-pihak terkait lainnya" untuk mendorong negosiasi di Semenanjung Korea