Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkilah bahwa keputusannya untuk memberlakukan maupun menaikkan tarif terhadap produk impor asal Meksiko dan China adalah supaya perusahaan-perusahaan AS mau pulang kembali ke Negeri Paman Sam.
Memburuknya tensi perdagangan telah menjadi penekan utama turunnya nilai aset selama beberapa pekan terakhir. Pelemahan pasar saham pada akhir pekan lalu pun menjadi yang terparah sejak Natal 2018 dan banyak strategis memperkirakan bakal lebih banyak lagi kerugian ke depannya.
Beberapa jam sekembalinya dari Trump National Golf Club di Virginia, Presiden Tarif tersebut mencuitkan beberapa hal mengenai perdagangan lewat akun Twitter-nya pada Sabtu (1/6/2019).
Mengenai Meksiko, Trump kembali mengait-ngaitkan sejumlah janji kebijakannya, yaitu menghentikan imigrasi ilegal di perbatasan selatan antara AS dengan Meksiko, menghentikan jalur distribusi obat-obat berbahaya, dan meningkatkan lapangan kerja. Semuanya, kata Trump, dimungkinkan terjadi dengan pemberlakuan tarif.
“Mereka [Meksiko] mengambil banyak sekali perusahaan dan pekerjaan kami, Pola yang dungu membiarkannya terjadi, dan sekarang mereka [perusahaan dan lapangan kerja] itu akan kembali,” tulis Trump, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (2/6/2019).
Adapun AS bakal memberlakukan tarif sebesar 5% yang akan dinaikkan hingga 25% pada Oktober terhadap produk impor asal Meksiko. Kata Trump, hal itu dilakukan untuk memaksa Pemerintahan Meksiko supaya menghentikan laju migrasi ilegal di perbatasan AS—Meksiko.
Baca Juga
Trump juga kembali mengulang-ulang di Twitter-nya bahwa AS telah lama menjadi “celengan” berbagai negara selama bertahun-tahun.
“Kami [AS] bukan lagi si dungu seperti di masa lalu,” tulis Trump.
Bulan lalu, Trump juga menaikkan tarif impor untuk produk impor asal China senilai US$200 miliar menjadi 25% dari sebelumnya 10%. Sementara itu, tambahan untuk produk impor senilai US$50 miliar telah lebih dulu dikenai tarif 25%. China pun membalas tarif tersebut pada Sabtu (1/6/2019) yang akan diberlakukan untuk lebih dari 2.400 produk asal AS.
Oleh karena itu, indeks acuan S&P 500 pun tertekan ke level terendahnya secara bulanan pada Mei dengan pelemahan lebih dari 6,5%. Begitu pula rata-rata indeks Dow Jones Industrial jatuh ke level terdalamnya sejak 2011.