Bisnis.com, JAKARTA - Gempa berkekuatan 8,0 pada Skala Richter (SR) melanda Peru bagian utara kemarin, sehingga merubuhkan puluhan rumah selain memutuskan aliran lstrik dan membuat sejumah ruas jalan terputus.
Hingga kini setidaknya satu orang dilaporkan tewas dan 18 lainnya cidera setelah gempa meluas ke negara tetangga Ekuador, menurut pihak berwenang.
"Banyak bangunan tua yang roboh setelah akibat gempa berkekuatan tinggi," kata Hugo Araujo, Wali Kota Yurimaguas, sebuah kota dekat pusat gempa seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (27/5/2019).
Kekuatan gempa juga menghancurkan banyak rumah-rumah tua di Yurimaguas, sebuah kota dekat pusat gempa di daerah yang berpenduduk jarang di lembah Amazon Peru.
Di Ibu Kota Lima dan kota-kota lainnya penduduk yang ketakutan bergegas lari ke jalan-jalan.
Koordinator pertahanan sipil Peru, Ricardo Seijas mengatakan kepada radio RPP bahwa seorang pria tewas ketika sebuah batu jatuh di rumahnya di wilayah Cajamarca.
Baca Juga
Danilo Munoz, korban berusia 48 tahun, sedang tertidur ketika gempa melanda pada pukul 02:41 pagi atau pukul 14:41 WIB.
Seijas mengatakan 11 orang terluka di Peru. Sedangkan Wakil Presiden Ekuador, Otto Sonnenholzner mengatakan tujuh orang lagi cedera di negaranya. Sementara itu, lebih dari 50 rumah di Peru dibiarkan tidak bisa dihuni, kata Seijas.
Gempa itu memblokir jalan, merusak jembatan dan merobohkan rumah-rumah, kata Presiden Peru Martin Vizcarra. Gempa itu tercatat paling kuat yang melanda negara itu dalam 12 tahun.
"Ini adalah gempa bumi yang mempengaruhi seluruh hutan Peru," katanya.
Seijas menyebut tengah berkoordinasi untuk membangun jembatan udara untuk mengangkut orang-orang yang memiliki keadaan darurat.
Survei Geologi AS dan ahli geofisika Peru mengatakan gempa berkekuatan 8,0 SR dengan durasi waktu lebih dari dua menit.
Wali Kota Lagunas, Arri Pezo, mengatakan banyak warga yang melarikan diri dari rumah mereka kemudian tinggal di jalanan karena takut gempa susulan.
"Anda tidak bisa berjalan pada saat gempa bumi, segalanya jatuh," kata Pezo kepada radio RPP. Listrik padam, sehingga sulit menilai kerusakannya, katanya.
Para ahli di Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang bermarkas di AS mengatakan "tidak ada ancaman tsunami karena gempa itu terletak terlalu jauh di dalam bumi."