Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Densus 88 Tangkap Pemimpin Ponpes di Cianjur

Densus 88 menciduk Ustaz Umar pada Jumat (24/5/2019) di Ponpes At-Taqwa dengan pengawalan tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Cianjur.
Demonstran terlibat kericuhan saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019)/ANTARA FOTO-Indrianto Eko Suwarso
Demonstran terlibat kericuhan saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019)/ANTARA FOTO-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Mabes Polri dikabarkan menangkap Umar Burhanudin, pemimpin Pondok Pesantren At-Tagwa Cikidang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang diduga terlibat dalam kerusuhan 22 Mei 2019 di Bawaslu Jakarta.

Densus 88 menciduk Ustaz Umar pada Jumat (24/5/2019) di Ponpes At-Taqwa dengan pengawalan tim Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Cianjur.

Kepala Polres Cianjur Ajun Komisaris Besar Soliyah membenarkan adanya penangkapan tersebut. Namun, Soliyah memastikan dugaan yang disangkakan terhadap Ustaz Umar dalam kasus tersebut berada di kewenangan tim Densus.

"Ya [benar ada penangkapan]. Semua penyidikan dan penyelidikan mutlak dari Densus," ujar Soliyah di Cianjur, Senin (27/5/2019).

Dari informasi yang dihimpun, penangkapan Ustadz Umar berdasarkan pengembangan dari penangkapan dua santri At-Taqwa saat kerusuhan 22 Mei di Jakarta. Pada dua santri tersebut, petugas menemukan amplop yang diduga milik Ustaz Umar.

Sekretaris Pondok Pesantren At-Taqwa, Sobihin, mengakui kedua santri yang ditangkap itu santri At-Taqwa. Namun, dia membantah uang yang dibawa kedua santri untuk membiayai aksi 22 Mei 2019.

"Uang itu hadiah kadeudeuh dari pimpinan ponpes [Ustadz Umar] untuk santri yang menjadi imam tarawih selama bulan puasa. Nilainya beda-beda, ada yang Rp200 ribu, Rp300 ribu, dan Rp500 ribu. Saya sendiri heran kok uang yang seharusnya dibagikan itu malah terbawa ke Jakarta," ujar Sobihin.

Sobihin juga memastikan bahwa Ustaz Umar tidak mungkin terlibat aksi kerusuhan 22 Mei, apalagi mengerahkan massa. "Itu dua santri juga terlibat untuk bantuan kemanusiaan, makanya ikut mobil ambulans," tuturnya.

Sobihin menjamin Ustaz Umar dan kedua santrinya tidak terafiliasi ke kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis), meskipun berasal dari daerah yang sama.

"Waktu itu kedua santri memang ikut mobil ambulans Garis, tapi bukan sebagai anggota kelompok Garis," imbuh Sobihin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Akhirul Anwar
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper