Bisnis.com, JAKARTA - China mengecam aksi kapal AS berlayar di dekat pulau yang disengketakan di Laut China Selatan dan menyebutnya sebagai tindakan provokasi dan pelanggaran kedaulatan di tengah meningkatnya ketegangan hubungan perdagangan antara kedua negara.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengorganisir pasukan udara dan angkatan laut untuk memperingatkan kapal USS Preble untuk pergi, kata seorang juru bicara PLA. Kapal itu pagi kemarin memasuki perairan dekat Scarborough Shoal yang diklaim China.
"Tindakan dari pihak AS membahayakan keselamatan kapal dan personel China dan Amerika Serikat selain mengganggu kedaulatan dan keamanan China," kata Li Huamin, juru bicara Komando Teater Selatan PLA sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (21/5/2019).
China mengatakan secara tegas menolak tindakan tersebut. Manuver yang dilakukan AS itu terjadi saat kedua negara sama-sama mengambil tindakan terhadap sejumlah masalah ekonomi dan diplomatik, yaitu perdagangan dan persaingan teknologi tinggi.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor barang-barang China senilai US$200 miliar. China kemudian membelasnya dengan menaikkan tarif barang dagangan AS senilai US$ 60 miliar mulai 1 Juni mendatang.
Trump juga telah melarang perusahaan-perusahaan AS untuk terlibat dalam perdagangan telekomunikasi dengan perusahaan-perusahaan asing yang dikatakan mengancam keamanan nasional Amerika.
Baca Juga
Sejak beberapa tahun terakhir, Beijing telah membangun pulau-pulau buatan dan instalasi militer di laut, termasuk di Kepulauan Spratly, yang disebut Beijing sebagai pulau Nansha. China mengklaim hampir semua lautan, meskipun Taiwan, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga mengklaim bagian negara mereka.
Angkatan Laut AS secara teratur melakukan operasi untuk menantang klaim Beijing yang luas di laut. Awal bulan ini, dua kapal perang AS memasuki perairan yang berdekatan dengan terumbu Gaven dan Chigua di Spratlys sehingga memicu kemarahan China.
"Kami mendesak pihak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatif seperti itu agar tidak membahayakan hubungan China-AS dan stabilitas kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang pada konferensi pers kemarin.