Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah AS Melunak pada Huawei, Ada Apa?

Pemerintah Amerika Serikat (AS) melonggarkan tindak kerasnya terhadap Huawei Technologies. Langkah terbaru ini menjadi tanda bagaimana tindakan yang diambil terhadap raksasa telekomunikasi asal China itu mungkin telah berdampak.
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) melonggarkan tindak kerasnya terhadap Huawei Technologies. Langkah terbaru ini menjadi tanda bagaimana tindakan yang diambil terhadap raksasa telekomunikasi asal China itu mungkin telah berdampak.

Pada Senin (20/5/2019) waktu setempat, pemerintah AS mengurangi batasan perdagangan yang diberlakukan pekan lalu pada Huawei. Ini dilakukan sebagai upaya untuk meminimalkan gangguan bagi pelanggan-pelanggan Huawei di seluruh dunia.

Dilansir Reuters, Departemen Perdagangan AS akan memperbolehkan Huawei membeli barang-barang buatan Amerika guna menjaga jaringan serta menyediakan update perangkat lunak untuk ponsel Huawei yang telah ada.

Kendati demikian, Huawei masih dilarang membeli suku cadang dan komponen asal Amerika untuk memproduksi produk-produk baru tanpa persetujuan lisensi.

“Otorisasi baru ini dimaksudkan untuk memberi para penyedia telekomunikasi yang bergantung pada periode pengaturan peralatan Huawei untuk membuat pengaturan lain,” terang Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan.

Langkah pelonggaran ini, yang berlaku selama 90 hari, menunjukkan bahwa perubahan pada rantai pasokan Huawei mungkin telah memiliki konsekuensi langsung, meluas, dan tak terduga.

Pelonggaran itu dibuat sebagai lisensi umum sementara dan hanya berlaku sampai 19 Agustus. Dengan ini, Huawei dapat membeli barang-barang untuk menjaga jaringan yang ada serta menyediakan pembaruan perangkat lunak untuk produk-produk ponsel Huawei yang telah ada.

Lisensi itu juga memungkinkan pengungkapan kerentanan keamanan dan bagi Huawei untuk terlibat dalam pengembangan standar untuk jaringan 5G di masa depan.

Departemen Perdagangan mengungkapkan akan mengevaluasi apakah akan memperpanjang masa itu melebihi 90 hari.

“Tampaknya langkah ini bertujuan untuk mencegah sistem internet, komputer, dan ponsel rusak,” ujar Kevin Wolf, seorang mantan pejabat Departemen Perdagangan AS.

Sebelumnya, pada Kamis (16/5/2019), Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei dan 68 entitas ke dalam daftar hitam ekspor. Tindakan ini membuat Huawei hampir mustahil untuk membeli barang-barang buatan Amerika Serikat.

Daftar entitas tersebut mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang diyakini terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan keamanan nasional atau kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Kemudian pada Jumat (17/5/2019), Reuters melaporkan bahwa pihak Departemen Perdagangan tengah mempertimbangkan langkah sementara untuk memberikan waktu bagi perusahaan maupun pihak yang memiliki peralatan Huawei untuk menjaga keandalan jaringan dan peralatan komunikasi mereka, mengutip seorang juru bicara pemerintah.

Sebagai informasi, sekitar US$11 miliar dari US$70 miliar yang dihabiskan Huawei untuk membeli komponen-komponen pada tahun 2018 mengalir pada sejumlah perusahaan AS termasuk Qualcomm, Intel Corp., dan Micron Technology Inc.

“Saya pikir ini adalah suatu reality check. Ini menunjukkan bagaimana barang-barang dan teknologi Huawei tersebar di seluruh dunia dan jika AS menerapkan batasan, itu akan berdampak,” ujar seorang pengacara perdagangan di Washington, Douglas Jacobson.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper