Bisnis.com, JAKARTA – Massa aksi yang menolak hasil penghitungan Pemilu masih menduduki Gedung Badan Pengawas Pemilu. Mereka sampai buka puasa di jalan.
Inisiator 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman mengatakan bahwa massa siap bertahan dan menginap di jalan.
“Minta izin dulu sama bapak-bapak aparat. Kami semua cuma emak-emak yang cinta keadilan,” kata Neno saat orasi, Selasa (21/5/2019).
Neno menjelaskan bahwa tidak ada yang ingin dilawan baik pemerintah ataupun makar. Massa hanya ingin menuntut keadilan karena mereka menilai hasil pemilu dilakukan dengan curang.
“Tidak ada yang lebih mahal dari bumi dan seisinya kecuali nyawa saudara kita. Karena itulah ini aksi damai,” jelas Neno.
Mereka menilai telah terjadi kecurangan selama proses pemilu. ini sama seperti apa yang ucapkan pasangan Prabowo-Sandi dan tim suksesnya.
Baca Juga
Tas Mencurigakan
Aksi menentang rekapitulasi KPU sempat diwarnai temuan tas yang mencurigakan pada Selasa sore.
Menurut Antara, sebuah tas berwarna ungu yang diduga berisi benda berbahaya ditemukan tergeletak di tengah massa unjuk rasa di depan Gedung Bawaslu RI di Jalan Thamrin, tepatnya di depan Halte Busway Sarinah, Jakarta Pusat.
Sekitar pukul 16.29 WIB petugas keamanan mengerahkan penjinak bom dari Gegana untuk memastikan isi tas.
Selang beberapa menit kemudian, petugas menyatakan tas ungu mencurigakan itu aman dan tidak membahayakan. Kemudian, petugas mengamankan tas ke dalam mobil operasional.
Tas ungu tersebut ditemukan dan tertinggal di lokasi tempat massa aksi massa di depan Bawaslu RI. Sebelumnya, massa aksi yang berasal dari Bundaran HI diblokade oleh petugas dan terpisah dari massa aksi lainnya yang berada tak jauh dari Gedung Bawaslu RI dan perempatan Mandiri Syariah.
Tidak lama kemudian, petugas mempersilakan massa dari HI bergabung dengan massa di depan Mandiri Syariah. Setelah massa bergerak, petugas mengumumkan adanya tas warna ungu yang tertinggal.
Melalui pengeras suara petugas kepolisian mengumumkan temuan tas tersebut. Tetapi tidak ada satu pun yang datang mengambil hingga petugas melakukan tindakan antisipasi.
Sebelumnya, aksi diperkirakan akan terjadi pada 22 Mei 2019 seiring pengumuman hasil rekapitulasi dari KPU. Namun, KPU akhirnya mengumumkan hasil rekapitulasi lebih cepat, yakni pada 21 Mei 2019 dini hari.