Bisnis.com, JAKARTA – Politisi Partai Demokrat Andi Arief balik mengkritik Poyuono yang melontarkan serangan kepada partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono minta Demokrat keluar dari Koalisi Adil Makmur yang mengusung pencalonan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Poyuono yang hingga saat ini tak mau minta maaf atas pernyataannya itu menyebut SBY seperti undur-undur. Ia menyebut, masuknya Demokrat justru membuat suara paslon 02 menurun.
Menurut Andi Arief, sepanjang pemilu yang pernah ada, baru kali ini nasib atau kekalahan calon disebabkan tokoh lain yang tidak ikut berkompetisi. “Bahkan anak tokoh lain itu juga disalahkan. Sedemikian lemahkah calonmu?” tulisnya lewat akun Twitter @AndiArief__, Jumat (17//5/2019).
Sebelumnya, Andi juga menyebut ada ‘setan gundul’ yang jadi pembisik data klaim kemenangan Prabowo sebesar 62 persen. Belakangan, kubu 02 memperbarui data klaim kemenangan itu menjadi 54 persen berdasarkan hitungan internal.
“Ini perang calonmu. Bukan perang orang lain. Salahkan calonmu kalau tidak sanggup berperang. Perang itu merangkul yang bisa membawa kemenangan, bukan merangkul yang punya uang. Demikian petuah ini buat para ulat bulu dan buaya manjat,” lanjut Andi.
Pada saat detik-detik penentuan calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo, Andi juga membuat heboh dengan mencuit soal ‘jenderal kardus’. Ia juga menyinggung dana Rp500 miliar yang masing-masing untuk PKS dan PAN, yang kemudian telah dibantah.
Marah dan umpatlah calonmu yang menjadi sumber kakalahan ini. Itulah cara move on. Selama salah alamat umpatan mu -pada SBY dan AHY- maka hidupmu semakin sempit di dalam ruang yang sudah sempit.
— andi arief (@AndiArief__) May 17, 2019
Andi pun minta agar mereka belajar dari SBY dan AHY serta Demokrat yang disebutnya tidak jumawa saat SBY menang dua pilpres dan tidak patah saat AHY kalah di Pilgub DKI.
“Pilpres langsung itu tidak ada kata penghianatan. Karena rakyat yang langsung memilih. Penghianatan itu bisa dilakukan kalau pilihan melalui MPR, bisa membelot,” tukasnya.
Ia juga sempat diserang oleh akun yang mengaku sebagai Kivlan Zen, yang mengancam akan membongkar masa lalu mantan aktivis partai Rakyat Demokratik (PRD) itu.