Bisnis.com, JAKARTA—Partai Kongres Nasional Afrika, ANC, yang berkuasa, kembali memenangkan pemilihan parlemen Afrika Selatan dengan raihan 57,5 persen suara, menurut komisi pemilu berdasarkan hasil resmi.
Kemenangan tersebut memastikan masa jabatan keenam kekuasaan ANC. Akan tetapi hasil itu merupakan yang terburuk untuk partai yang telah memerintah Afrika Selatan sejak akhir apartheid 25 tahun lalu.
Dukungan untuk ANC yang naik hingga 62 persen pada Pemilu 2014, terus menurun sejak mencatat rekor 69 persen pada tahun 2004. Pemilu kemarin terjadi di tengah meningkatnya frustrasi pemilih atas maraknya korupsi dan tingginya angka pengangguran.
Presiden Cyril Ramaphosa, yang menggantikan Jacob Zuma akibat dilanda skandal pada tahun lalu, kini menghadapi tantangan untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik. Di sisi lain partainya masih dilanda perpecahan internal. Selain itu Afrika Selatan tengah mengalami krisis ekonomi.
Pemilu kemarin memberi ANC 230 kursi dari 400 anggota parlemen. Ramaphosa akan mendapat tekanan keras karena para menteri kabinet yang dituduh melakukan korupsi.
Dalam pidato kemenangan di kota utara Pretoria, Ramaphosa mengatakan pemilihan itu mengukuhkan "kebebasan dan demokrasi" di Afrika Selatan.
"Orang-orang kami telah memberikan semua pemimpin negara kami mandat yang kuat untuk membangun Afrika Selatan yang lebih baik untuk semua," ujarnya sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Minggu (12/5/2019).
Sebelumnya, Jessie Duarte, Wakil Sekretaris Jenderal ANC, mengatakan partai akan bergerak cepat untuk melawan korupsi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kita perlu memperbaiki kesalahan kita," katanya, seraya menambahkan bahwa pemilu menunjukkan pemilih menginginkan ANC yang bersatu dan setia pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip pendirian negara.