Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo melakukan kunjungan mendadak ke Irak kemarin setelah tiba-tiba membatalkan rencana perjalanan ke Berlin di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran.
Diplomat top Amerika Serikat (AS) itu bertemu dengan Perdana Menteri Adil Abd al-Mahdi dan Presiden Barham Salih ketika berada di ibukota Irak dalam kunjungan selama empat jam, menurut pejabat yang mengikuti kunjungan Pompeo.
Pejabat AS itu mengatakan kepada CNN bahwa AS memiliki intelijen "spesifik dan kredibel" yang menyatakan pasukan Iran berencana untuk menyerang pasukan AS. Serangan t bisa secara langsung maupun tak langsung terhadap pasukan AS di lokasi-lokasi termasuk di Irak.
Informasi intelijen itu membuat Pentagon merekomendasikan satuan tempurnya diarahkan wilayah itu.
Dalam sambutannya di Baghdad, Pompeo mengatakan dirinya ingin mengetahui dan berbicara dengan para pemimpin Irak untuk meyakinkan mereka bahwa AS siap untuk memastikan bahwa Irak adalah negara yang berdaulat dan mandiri.
Sebelumnya Iran dilaporkan mencabut komitmen terhadap kesepakatan nuklir di tengah tekanan dari AS.
Ketika ditanya lebih lanjut tentang pentingnya dirinya melakukan perubahan perjalanan secara mendadak, Pompeo menolak untuk menjelaskan lebih jauh.
Akan tetapi, ketika ditanya apakah ancaman itu dapat berdampak pada Irak, Pompeo mengatakan "tentu saja jika kepentingan Amerika Serikat di Irak terancam maka hal itu akan berdampak pada Irak juga.
“Ini akan menjadi upaya untuk mengerahkan pasukan Amerika Serikat guna melawan kelompok milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Ini sangat penting bagi pemerintah Irak. ISIS di Irak adalah sesuatu yang sangat sentral, sentral bagi pemerintah Irak,” ujarnya sebagimana dikutip CNN.com, Rabu (8/5/2019).
Pompeo mengatakan bahwa dia telah memberi tahu Presiden AS Donald Trump tentang perjalanannya dan bahwa Presiden telah memintanya untuk menyampaikan sejumlah pesan.
“Pesan sentralnya adalah ini: Kami ingin memastikan bahwa Irak diposisikan sedemikian rupa sehingga hubungan yang telah kami bangun dengan mereka berjalan dengan baik. Selain itu ancaman utama di Timur Tengah adalah Iran,” ujarnya.