Bisnis.com, JAKARTA – Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, menemui Presien Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019) sore.
Dalam pertemuan empat mata tersebut, AHY dan Jokowi berbincang selama sekitar 20 menit dimulai pukul 16.20 WIB. Dalam pertemuan itu, AHY mengaku membahas mengenai kondisi pasca pemilihan umum bersama Jokowi.
"Mudah-mudahan kita semuanya bisa tenang, sabar, melihat situasi, perkembangan, sekaligus juga mari kita menjadi masyarakat yang dewasa dalam alam demokrasi yang sehat," kata AHY.
Dalam pemilu, ujar AHY, pasti akan terus ada perbedaan pendapatan dan persepsi. Kendati demikian, menurutnya, sikap terbaik dalam menghadapi situasi setelah Pemilu 2019 adalah menunggu hasil perhitungan suara yang akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Pertemuan ini beberapa jam setelahnya menimbulkan kegaduhan. Bahkan, ada komentar kejadian tersebut bentuk sikap abu-abu Demokrat. Mengingat pada Pilpres 2019, Partai Besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini berada di kubu Capres Prabowo-Sandi, rival Jokowi-Amin.
Adapula komentar atas pertemuan tersebut sebagai manuver Demokrat mendekat ke koalisi petahana.
Menanggapi isu yang berkembang seusai pertemuan, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menegaskan tidak meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi, Capres nomor urut 2.
"Sekali lagi: Kami tak meninggalkan kawan di tengah kesulitan. Pertemuan tadi sore terjadi atas undangan Presiden kepada AHY. Tak ada transaksi politik. Cuma penegasan atas posisi masing-masing. Kami tetap bersama koalisi 02. Tak perlu Pak Prabowo sampai batal menjenguk Ibu Ani," jelasnya melalui akun twitternya, Kamis malam.
Dia melanjutkan: Agar jelas: Pertemuan tadi sore di Istana terjadi atas undangan Presiden kepada AHY. Kami bukan pihak yang meminta bertemu. Artinya itu bukan pertemuan untuk menyampaikan pesan SBY kepada Jokowi. Percakapan terakhir SBY dengan Jokowi adalah pada saat Presiden menjenguk Ibu Ani.
"Lucu juga. Bilang Demokrat tak diinginkan tapi marah marah saat Demokrat dinilai tak memenuhi keinginannya. Katanya pro politik akal sehat? Ayo dong jangan ngambekan," tutupnya.