Bisnis.com, JAKARTA - Prospek pertemuan kubu Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo - Sandiaga dalam waktu dekat hampir dipastikan urung terlaksana. Meskipun sinyal positif di level calon wakil presiden sempat memunculkan harapan terlaksananya pertemuan, namun belakangan Sandiaga mengerem.
Dia menyatakan masih berfokus pada penghitungan hasil suara pilpres 2019.
"Ini bukan soal kalah-menang, bukan soal Prabowo-Sandi, bukan soal silaturahmi dengan Pak Kiai (Ma'ruf Amin), namun memastikan pemilu berlangsung secara bermartabat. Soal silaturahmi dengan Pak Kiai bisa anytime," kata Sandiaga saat meninjau rekapitulasi suara Kecamatan Wonokromo, Surabaya, di Gelora Pancasila Jalan Indragiri, Sabtu (27/4/2019).
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, mengatakan pihaknya mendorong pertemuan Ma’ruf dan Sandiaga. Ia menilai pertemuan ini penting untuk meredakan tensi politik yang menghangat pascapilpres.
Menurut Karding, setidaknya ada dua hal penting yang bisa terjadi dalam pertemuan itu. Pertama, bersilaturahmi agar keadaan lebih sejuk. Kedua, mendiskusikan beberapa hal terkait kenegaraan, terutama perihal ekonomi yang ia akui merupakan keahlian Sandiaga.
Namun, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa ini mengaku TKN hanya mendorong agar pertemuan itu terjadi. Untuk mengatur pertemuannya, kata Karding, Ma'ruf Amin punya tim sendiri.
Baca Juga
“Beliau (Ma’ruf dan Sandiaga) masing-masing sudah punya tim yang akan menjembatani,” tuturnya.
Ma'ruf pertama kali mengungkapkan keinginannya bertemu Sandiaga saat berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Senin (22/4/2019).
Dia mengatakan pertemuan tersebut diharapkan menjadi salah satu upaya rekonsiliasi demi keutuhan negara.
“Negara ini, bangsa ini, harus kita nomor satukan, kita jaga keutuhannya,” ujar Ma'ruf.
Tiga hari setelah Ma'ruf mengatakan hal itu, Sandiaga membalas ajakan tersebut. Ia bersedia dan mengaku sudah lama punya keinginan yang sama dengan Ma’ruf, bahkan akan menerima ajakan bertemu itu kapan pun.
“Kalau saya anytime, sekarang ditelepon saya akan langsung ketemu Kiai,” kata Sandiaga di Insomniak Coffee and Lounge, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis (25/4/2019).
Rupanya belakangan Sandiaga berpikir lain. Dia berdalih mengurungkan pertemuan itu hingga perhitungan suara selesai. Apalagi kubu Prabowo - Sandiaga kerap menyuarakan soal kecurangan yang terjadi selama proses pemilihan terjadi.
Mengutip pernyataan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga Priyo Budi santoso, kecurangan itu bukan hanya dilakukan sistematis, terstruktur, dan masif, tapi juga brutal.
Salah satu fokus yang menjadi perhatian BPN adalah Surabaya. Inilah yang menjadi alasan Sandiaga meninjau rekapitulasi suara di kota tersebut. Alasannya, pada Senin pekan lalu, Panitia Pengawas Pemilu setempat merekomendasikan agar dilakukan penghitungan suara ulang di semua tempat pemungutan suara (TPS) yang berjumlah 8.146.
Rekomendasi itu merespons laporan Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Surabaya, Musyafak Rouf, ihwal kempisnya suara PKB di 1.242 TPS. Di saat yang sama suara PDIP menggelembung. Musyafak mengaku menemukan bukti suara PKB dicuri dan dipindahkan ke PDIP. Namun, Komisi Pemilihan Umum hanya mengabulkan 60 TPS melakukan hitung ulang.
Menurut Sandiaga, kasus dugaan penggelembungan suara itulah salah satu alasan mengapa ia mengunjungi Surabaya pada Sabtu siang.
"Inilah salah satu alasan mengapa saya ke sini. Di luar Jabodetabek, saya ingin memantau proses penghitungan suara di Surabaya dan sekitarnya. Surabaya ini kota terbesar kedua di Indonesia, jangan sampai terjadi abuse of power di sini," kata Sandiaga.
Sejumlah kalangan menilai pertemuan kedua kubu yang berkontestasi di pilpres 2019 ini akan berpengaruh positif di akar rumput. Selain di tingkat calon wakil presiden, harapan adanya pertemuan utamanya terjadi antar sesama calon presiden, Jokowi dan Prabowo. Namun, pertemuan itu sepertinya baru akan terjadi setelah 22 Mei 2019.
"Momen yang tepat adalah setelah semua nanti ketok palu dari KPU," ujar Priyo di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2019).