Bisnis.com, JAKARTA - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki batik bermotif khas, yakni Batik Gonggong. Pembuatan Batik Gonggong kini mulai dipelajari di sekolah-sekolah di Kepri, termasuk di Kota Batam.
SMP Negeri 25 Kota Batam merupakan salah satu sekolah yang mengajarkan siswanya membuat Batik Gonggong dalam mata pelajaran Seni dan Budaya. Proses pembuatan Batik Gonggong dinilai dapat menjadi wadah dalam menanamkan nilai-nilai karakter.
Batik Gonggong adalah batik yang bermotif unik, yaitu gonggong, sejenis hewan laut yang banyak ditemukan di wilayah Kepri.
Gonggong merupakan hewan laut yang bentuknya mirip dengan keong atau siput. Motif inilah yang menjadi inspirasi munculnya Batik Gonggong sebagai batik khas Provinsi Kepri.
Selain di Batam, daerah lain yang berbudaya kental Melayu juga memiliki motif yang sama, misalnya di Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang.
Putri Aurelia, siswa kelas VIII SMP Negeri 25 Kota Batam, mengaku tertarik membuat Batik Gonggong karena diajarkan teorinya di sekolah oleh guru mata pelajaran Seni dan Budaya. Belajar teori saja ternyata tidak cukup bagi Putri dan teman-temannya.
Mereka butuh praktik untuk ikut mencoba proses pembuatan Batik Gonggong. Sayangnya, bahan-bahan dan alatnya tidak tersedia di sekolah, sehingga sekolah bekerja sama dengan Sanggar Batik Pak Mahendra yang berada di bawah binaan Istri Walikota Batam, Marlin Agustina Rudi.
Putri menuturkan, tahap yang paling menarik dari proses pembuatan Batik Gonggong adalah penyantingan (memberikan motif di kain dengan menggunakan canting) dan pada saat pewarnaan.
"Asyik, karena enggak bosen, bawaannya rileks," tuturnya dalam keterangan resmi Kemendikbud, Sabtu (27/4/2019).
Dia menambahkan, untuk menyelesaikan sehelai kain Batik Gonggong, diperlukan waktu sekitar 3-4 hari yang dikerjakan secara berkelompok.
“Satu kain bisa dikerjakan oleh dua atau tiga orang,” ujarnya.
Guru Seni dan Budaya SMPN 25 Kota Batam, Sri Harse Hadyawati, mengatakan, Kota Batam sedang giat mempromosikan produk budayanya, yaitu Batik Gonggong.
Oleh karena itu, dia memilih kegiatan pembuatan Batik Gonggong sebagai muatan lokal di sekolahnya dalam seni karya. Para siswa ternyata banyak yang tertarik pada pembuatan Batik Gonggong.
Sri pun mengajarkan teorinya di sekolah, lalu untuk praktiknya diarahkan ke Sanggar Batik Pak Mahendra.
Menurutnya, selain untuk memberikan pengetahuan seni dan budaya kepada anak-anak pembuatan Batik Gonggong juga menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa, di antaranya menumbuhkan nilai mandiri dan gotong royong.
"Di SMP kita arahkan supaya dia juga bisa berwirausaha. Mana tahu dia tidak bisa melanjutkan sekolah, jadi kita berikan bekal. Jadi anak-anak diarahkan membuat batik sekaligus bisa untuk bekerja, untuk mencari uang. Sekolah ini bukan mencari ilmu saja, tapi juga belajar untuk mandiri," kata Sri.
Nilai gotong-royong juga tercermin dalam pembuatan Batik Gonggong di SMPN 25 Kota Batam. Para siswa harus bekerja dalam tim untuk menyelesaikan sehelai kain batik bermotif gonggong dalam waktu 3-4 hari.