Bisnis.com, JAKARTA - Israel pada Selasa (23/4/2019) menyatakan, akan menamai sebuah kota di Dataran Tinggi Golan dengan nama Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Langkah tersebut dilakukan sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada Trump atas pengakuaannya terhadap dataran tinggi strategis tersebut sebagai wilayah Israel.
"Semua orang Israel sangat tersentuh ketika Presiden Trump membuat keputusan bersejarahnya," ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan video di Golan, dikutip dari Reuters, Rabu (24/4/2019).
Netanyahu menambahkan bahwa setelah festival Paskah Yahudi, pemerintah akan meresmikan nama Presiden Donald J. Trump sebagai nama salah satu kota di Dataran Tinggi Golan.
Berdasarkan prinsip dalam Piagam PBB serta berbagai elemen yang terkandung dalam resolusi Dewan Keamanan PBB, Dataran Tinggi Golan adalah bagian tidak terpisahkan dari wilayah kedaulatan Republik Suriah yang saat ini diduduki Israel pascaperang 1967.
Wilayah strategis yang terletak di perbatasan Israel dan Suriah yang memiliki tanah yang subur dan sumber daya air ini dicaplok oleh Israel pada 1981. Aneksasi sepihak Israel tidak diakui secara internasional, dan Suriah menuntut pengembalian Dataran Tinggi Golan sebagai teritorinya.
Namun pada bulan lalu, Amerika Serikat mengingkari resolusi PBB tersebut ketika Trump menandatangani sebuah dekrit yang mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan.
Langkah Trump atas Golan tersebut mengikuti keputusannya pada Desember 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan yang melanggar kebijakan AS selama beberapa dekade atas status kota yang diperebutkan oleh Palestina.
Israel telah mengatakan secara terpisah bahwa sebagai penghargaan atas presiden AS, Israel bermaksud untuk menamai stasiun kereta api di dekat Tembok Barat Yerusalem dengan nama Trump.