Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Saudara di Libya, Pemberotak GNA Tembak Jatuh Pesawat Jet LNA

Pasukan yang setia kepada pemerintah Libya menembak jatuh sebuah jet tempur milik pasukan di bawah komando Jenderal Khalifa Haftar. Sedangkan pada hari yang sama pemimpin militer pemberontak mengadakan pembicaraan dengan presiden Mesir di Kairo.
Tentara Nasional Libya di bawah pimpinan pemberontak Jendral Khalifa Haftar terlihat meninggalkan Benghazi pada hari Minggu 7 April 2019 untuk bergabung dengan pasukannya guna menggempur Tripoli./Reuters-Esam Omran Al Fetori
Tentara Nasional Libya di bawah pimpinan pemberontak Jendral Khalifa Haftar terlihat meninggalkan Benghazi pada hari Minggu 7 April 2019 untuk bergabung dengan pasukannya guna menggempur Tripoli./Reuters-Esam Omran Al Fetori

Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan yang setia kepada pemerintah Libya menembak jatuh sebuah jet tempur milik pasukan di bawah komando Jenderal Khalifa Haftar. Sedangkan pada hari yang sama pemimpin militer pemberontak mengadakan pembicaraan dengan presiden Mesir di Kairo.

Sumber-sumber militer dalam Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung PBB mengatakan, jet yang dioperasikan oleh Tentara Nasional Libya (LNA) jatuh pada hari Minggu (14/4/2019) di pinggiran selatan Tripoli. Pesawat itu jatuh saat berjuang untuk merebut ibukota.

LNA mengkonfirmasi salah satu jet tempur LNA miliknya ditembak jatuh, namun mengakui pilot pesawat berhasil "melarikan diri".

Pasukan pro-pemerintah mengatakan mereka tengah mencari sang pilot.

Jatuhnya jet tempur LNA terjadi setelah pasukan Haftar meningkatkan serangan udara terhadap pasukan pro-GNA dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari serangan yang diluncurkan pada 4 April untuk merebut kendali ibukota.

"Pesawat-pesawat tempur Haftar telah menargetkan beberapa lokasi di dalam dan sekitar Tripoli dan juga pesawat-pesawat tempur. GNA telah menargetkan lokasi-lokasi Haftar di selatan Tripoli," kata Abdelwahed sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (15/4/2019).

Libya, yang telah terperosok dalam kekacauan sejak penggulingan penguasa Muammar Gaddafi yang didukung NATO pada tahun 2011, telah dipecah menjadi dua bagan pemerintahan di timur dan di barat sejak 2014.

Pada bulan Maret 2016, kepala GNA Fayez al-Sarraj tiba di Tripoli untuk membentuk pemerintahan baru, tetapi pemerintahan sekutu Haftar di kota Tobruk timur menolak untuk mengakui otoritasnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper