Bisnis.com, JAKARTA -- Sekitar 88% hingga 89% pemilih telah memantapkan pilihannya untuk Pemilu 2019 pada 17 April 2019. Hanya ada 11%-12% pemilih yang masih besar kemungkinannya berubah pilihan pada hari pemungutan suara nanti.
Angka itu muncul dalam hasil survei lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) 5-8 April 2019.
Survei itu memunculkan elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebesar 56,8%. Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 37% dukungan. Adapun 6,3% responden mengaku tidak tahu pilihannya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Ada [responden] yang masih mengatakan besar kemungkinan berubah pilihannya, tapi jumlahnya tidak besar. Paling banyak, yakni 88%-89% pemilih, mengatakan pilihannya sudah bulat dan mantap," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani di kantornya di Jakarta, Jumat (12/4/2019).
Dalam survei SMRC, diketahui bahwa pendukung kuat Jokowi-Ma'ruf ada 50,4%, sedangkan pendukung kuat Prabowo-Sandiaga sebesar 32,5%.
Kemudian, pendukung Jokowi-Ma'ruf yang masih bisa beralih (swing voters) sebesar 6,4%. Angka itu lebih tinggi dari swing voters di kubu Prabowo-Sandiaga yang sebesar 4,5%.
SMRC juga memprediksi bagaimana elektabilitas kedua kandidat jika pemilih yang belum menentukan sikap (undecided voters) telah memastikan pilihannya. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf menjadi 58,2%, sedangkan Prabowo-Sandiaga naik ke angka 41,8%.
"SMRC lakukan prediksi pilihan pada kelompok undecided itu dilihat dari berbagai karakteristik. Misal, dengan skala bipolar dia kasih skor berapa, kemudian skala polar berapa. Lalu, dilihat juga faktor lain, misal suka atau enggak sama kandidat dia bilangnya apa," paparnya.
Survei SMRC melibatkan 2.568 orang dari seluruh provinsi di Indonesia. Responden yang berhasil diwawancarai mencapai 2.285 orang. Margin of Error survei 2,1% pada tingkat kepercayaan 95%.