Kabar24.com, JAKARTA — Kedua kandidat presiden dan wakil presiden untuk terakhir kalinya akan beradu gagasan secara langsung dalam Debat Pilpres V yang akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).
Debat mengambil tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Keuangan dan Investasi, serta Perdagangan dan Industri.
Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga S. Uno yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo kepada Bisnis, Jumat (12/4/2019) mengklaim bahwa capres-cawapres besutannya akan unggul dalam segala aspek.
Misalnya terlihat dari indikator pertumbuhan ekonomi yang hanya mentok di kisaran 5%, industri yang lesu, dan daya beli masyarakat yang stagnan. Terlebih, soal investasi yang beberapa waktu lalu dikeluhkan sendiri oleh Presiden Joko Widodo.
"Kalau soal investasi, Prabowo-Sandi ini kan investor. Mereka punya jaringan. Makanya Sandi berani berkata bahwa akan membangun infrastruktur tidak dengan utang, tetapi dengan investasi lewat jaringan," ungkap Drajad.
Drajad menjelaskan bahwa kebijakan yang akan dibuat Prabowo-Sandi apabila terpilih, seperti meningkatkan produksi dan keterkaitan industri, menurunkan pajak perorangan, atau menurunkan tarif listrik, akan mampu mendorong investasi masuk ke Indonesia.
Prabowo-Sandi dinilainya lebih mumpuni membangun perekonomian sebab memiliki pengalaman bisnis dengan jam terbang tinggi, sehingga Drajad berani menjanjikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 6,5 persen apabila Prabowo-Sandi terpilih.
"Berbeda dengan pendekatan teknokratis yang adu analisis, adu data, tapi kalau pendekatannya bisnis, itu ada lobi-lobi bisnis dan harus ada jaringannya," tambahnya.
Di sisi lain, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyebut bahwa pengalaman bisnis capres besutannya Joko Widodo merupakan pengalaman otentik yang dirasakan rakyat, bukan pengalaman kalangan elit semata seperti pengalaman bisnis Prabowo-Sandi.
"Jokowi pengusaha yang datang dari bawah. Beda dengan pak Prabowo saat itu yang mendapat fasilitas dengan posisi strategisnya sebagai menantu Pak Harto [Soeharto, Presiden ke-2 RI]," ungkap Hasto di Posko Cemara TKN Jokowi-Ma'ruf, Jumat (12/4/2019).
Oleh sebab itu, Hasto percaya Jokowi-Ma'ruf lebih mampu memajukan dunia usaha dan mencetak wirausaha baru. Jokowi lewat pengalamannya, ditambah Ma'ruf Amin dengan gagasan ekonomi keumatan yang telah diusung dan diperjuangkannya selama bertahun-tahun ketika menjadi Ketua Umum MUI dan Rais Aam PBNU.
"Tentu itu menimbulkan karakter entrepreneur yang berbeda. Sebagai sosok yang muncul dari bawah, pak Jokowi sudah biasa menghadapi hambatan perizinan, permodalan, akses pasar. Sehingga beliau akan mampu menyampaikan gagasan yang akan diterima kalangan usaha Indonesia," tambahnya.