Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tuan Guru Bajang : Hoax Merusak Perekat Kita Sebagai Bangsa

Hoax dinilai telah menyasar aset bangsa yang paling berharga, yakni intangible asset bernama persatuan dan persaudaraan. Hoax telah merusak perekat kita sebagai suatu bangsa
Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi saat berbicara dalam Dialog Kebangsaan di IPC Corporate University, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi saat berbicara dalam Dialog Kebangsaan di IPC Corporate University, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/3/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur NTB Tuan Guru Bajang menyatakan bahwa hoax telah menyasar aset bangsa yang paling berharga yakni persatuan dan kesatuan. Aset yang tak terlihat atau intangible asset yang menjadi perekat bangsa tersebut telah dirusak oleh hoax. 

Hal itu disampaikan Tuan Guru Bajang yang bernama lengkap Muhammad Zainul Majdi saat menjadi pembicara pada diskusi Rabu Satu yang mengangkat tema "Hoax, Golput dan Masa Depan Bangsa", di Rumah Cemara, Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Pembicara lain pada diskusi tersebut adalah Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko, serta Praktisi Digital Marketing Aswin Regawa yang bertindak sebagai moderator.

Diskusi menyimpulkan bahwa penyebaran hoax terkait pilpres 2019 telah memadati ranah media sosial. Hoax bisa merusak akal sehat dan keutuhan bangsa.

Disebutkan dalam keterangan tertulis Tim Kampanye Nasional, Kamis (11/4/2019), Rabu Satu Talkshow dibuka oleh Fiki Satari, Direktur Konten Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin.

Fiki menekankan urgensi perang melawan hoax dalam kontestasi pilpres dan pileg yang akan digelar dalam beberapa hari ke depan. Fiki memaparkan beberapa contoh isu hoax seperti hasil pemilu di luar negeri, hasil survei, hingga hoax-hoax lain yang tidak hanya menyerang salah satu pasangan calon namun bahkan mencoba menjatuhkan kredibilitas Komisi Pemilihan Umum.

Hal itu, tegas Fiki, harus mendapat perhatian penuh dari semua pihak. Fiki pun mengajak semua pihak untuk menjadikan hoax dan dusta politik sebagai musuh bersama.

Jumlah Hoax

Berdasarkan data, jumlah hoax terkait pilpres 2019 yang lalu-lalang di dunia medsos telah menembus angka 1.200 pada periode Agustus 2018-Maret 2019.

Aswin Regawa menyampaikan, kondisi ini tentu berpengaruh terhadap kontestasi pilpres. Bahkan, bukan tidak mungkin, jika hoax akan terus bertambah mendekati hari pencoblosan, 17 April 2019.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran dalam diri Tuan Guru Bajang. Sebab, ujar TGB, pemilu merupakan suatu proses untuk memperbaiki dan menciptakan kemaslahatan bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, perang melawan hoax menjadi sangat penting bagi setiap warga negara Indonesia Maju.

"Yang disasar hoax itu aset kita yang paling berharga, intangible asset, yakni persatuan dan persaudaraan. Hoax merusak perekat kita sebagai suatu bangsa," tegas TGB.

TGB mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan hoax musuh bersama. Terutama umat Islam yang kerap dijadikan sasaran.

"Dalam surat Al-Isra' ayat 36 disebutkan, Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Kita sebagai umat Islam akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah kelak," ujar TGB.

TGB mengingatkan agar ayat tersebut menjadi pegangan dalam menetapkan suatu standar dalam mengonsumsi makanan rohani. "Kita tetapkan standar berdasarkan akal dan pikiran serta kedewasaan beragama," ujarnya.

"Jika kita datang ke pengajian yang isinya ujaran atau umpatan terhadap seseorang, tinggalkan! Karena itu bukan sesuatu yang pantas kita dengar. Itu bukan makanan rohani, ini toxic," tegas TGB.

Selain merusak keutuhan bangsa, hoax juga menimbulkan rasa kebimbangan para pemilik suara terdaftar dalam pilpres 2019.

Namun, TGB mengingatkan, sesungguhnya berpartisipasi dalam pemilu bagian dari ibadah dan bentuk tanggung jawab moral kita sebagai anak bangsa.
TGB berpesan, lihat lah rekam jejak calon pemimpin dalam kancah pilpres 2019.

"Cari yang paling banyak maslahatnya. Nanti ketemu yang paling sedikit mudharatnya. Cek sejarahnya di ruang publik," ujar TGB.

Sasar Insting Survival

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menjelaskan  bahwa semburan dusta politik menyasar kapasitas rasional dan etika otak manusia. Memicu perilaku manusia yang paling purbawi, yakni insting survival.

Di era disruptive technology seperti saat ini, ujar Budiman, wajah kehidupan ekonomi dan sosial telah berubah drastis.

Era disruptive memberikan kesempatan kepada mereka yang pintar membaca peluang dan memiliki skill set yang tepat untuk menjadi kaya. Juga, di sisi lain, menciptakan keresahan bagi mereka yang tidak ter-update perkembangan zaman.

"Kok bisa anak penjaga wartel jadi bos e-commerce besar. Anak muda jadi bos. Hidupku rentan. Insting survival mereka terpicu. Celakanya ini yang disasar hoax politik," ujar Budiman.

Disebutkan bahwa dalam penelitian Cambridge tahun 2016, terhadap lebih dari 30 negara yang akan melaksanakan pemilu, orang Indonesia tidak memiliki permasalahan di bidang politik yang signifikan. Justru orang Indonesia lebih banyak merespons hal-hal sederhana yang mereka tidak sukai, seperti film dan olah raga.

Sayangnya, lanjut Budiman, bagian otak yang merespons hal-hal sederhana tadi, merupakan bagian yang sama dalam merespons hoax politik.

"Dengan jumlah hoax yang masif pada akhirnya retorika politik murahan memainkan emosi. Orang tersebut menjadi emosional menyikapi perubahan, termasuk perubahan yang positif," katanya.

Menurut Budiman, orang perkotaan yang individual lebih mudah terpapar hoax karena tidak memiliki jaring pengaman sosial yang kuat. Sebaliknya, masyarakat desa yang hidup kolektif memiliki tingkat resiliensi yang tinggi terhadap hoax.

Oleh karena itu, ujar Budiman, milenial yang memiliki pengetahuan dan pemahaman perkembangan zaman di era disruptive ini harus mengambil panggung. Ikut menjadi bagian dalam menciptakan perubahan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.

"Saya tidak pernah berpikir menjadi golput. Tidak memilih adalah proklamasi saya kalah. Pecundang. Kita harus ambil bagian dalam arus perubahan," tegas Budiman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper