Bisnis.com, LAMPUNG — Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan kisah di balik akhir masa hidup Sang Proklamator dan Presiden pertama RI Soekarno yang tak pernah terungkap.
Hal ini diungkap Hasto ketika menjawab pertanyaan dalam diskusi bersama para mahasiswa Universitas Lampung dan UIN Raden Inten di Bandar Lampung, Minggu (7/4/2019).
Sebelumnya, seorang mahasiswa bertanya kenapa Bung Karno dan para sahabat tidak melawan terhadap Presiden Soeharto yang dianggap memberikan perlakuan kurang layak. Mahasiswa itu mencontohkan kisah soal Bung Karno yang menjadi tahanan rumah dan dokter hewan dikirim untuk mengobati Putra Sang Fajar tersebut.
"Ini untold story. Ibu Mega pernah menanyakan ketika Bung Karno jadi tahanan rumah di Istana Batu Tulis. Sebagai seorang muda, beliau ajak bapaknya melawan, karena yang mendukung beliau masih banyak, 'Kenapa bapak kok tidak melawan atas kekejaman ini?'" ujar Hasto.
Tak disangka, Hasto melanjutkan, Bung Karno justru berdiri, menatap putrinya Megawati Soekarnoputri seraya menegurnya dengan tegas, yang diungkap Hasto.
"Hai anak muda, kau tidak tahu apa yang kau ucapkan. Sebagai orang yang membangun republik ini, saya tidak akan mungkin memecah belah republik yang saya dirikan," ungkap Hasto mengutip Bung Karno.
Sebab itulah, kemudian Bung Karno menulis surat yang bertajuk Dedication of Life yang isinya kembali diungkap Hasto. Sebagai sebuah refleksi, Hasto mengaku hingga kini surat tersebut pun terus menjadi pegangan kader Soekarnois.
"Saya manusia biasa. Saya tidak sempurna. Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagiaan saya dengan mengabdi kepada Tuhan, kepada bangsa dan Tanah Airku. Itulah dedication of life ku. Jiwa yang mengkhidmati hidupku. Tanpa jiwa dan pengabdian ini saya bukan apa-apa. Akan tetapi, hanya dengan jiwa pengabdian ini, hidupku merasa manfaat," ujar Hasto mengutip isi surat tersebut.
Hal ini pula yang membuat Ketua Umum PDIP Megawati tak pernah mengungkap dendam atau menyalahkan Presiden Soeharto. Padahal, ketika Bung Karno menjadi tahanan rumah, ada beberapa kisah pilu. Misalnya ketika Megawati mengantar makanan, pasti dibuka, diperiksa, dan diaduk-aduk terlebih dahulu memakai bayonet.
"Bung Karno menulis, 'wahai anakku, jangan kau ceritakan penderitaanku ini pada rakyatku. Biarlah ini menjadi sebuah pelajaran bahwa kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat, dan hanya Allah SWT yang menjadi sumber dari segala kekuasaan yang ada.'," ungkap Hasto.