Bisnis.com, BENGKULU--Tiga kapal nelayan tradisional Kota Bengkulu berisikan puluhan orang menyerang kapal yang bersandar di kawasan Pelabuhan Pulau Baai, Jumat (5/4/2019) siang sebagai buntut sengketa penggunaan alat tangkap pukat harimau atau trawl di wilayah itu.
Penyerangan dari nelayan tradisional merupakan aksi balas dendam terhadap pembakaran dua unit kapal nelayan tradisional yang diduga dilakukan para nelayan pengguna alat tangkap trawl.
Di lokasi penyerangan terdengar beberapa kali letusan senapan yang ditembakkan aparat polisi air, memperingatkan para nelayan tradisional untuk menahan diri dan mundur.
Aktifitas trawl di perairan Bengkulu berlangsung cukup lama, belum ditemukan formula jitu agar tindakan melanggar hukum tersebut dihentikan.
Sebelumnya, pada pertengahan Maret 2019 lalu, sebanyak dua unit kapal trawl dibakar oleh sejumlah nelayan tradisional di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu.
Kejadian pada 14 Maret sekitar pukul 08.30 WIB itu bermula sebanyak enam kapal trawl melepas pukat harimau di tengah laut. Info beroperasinya pukat harimau sudah lama diketahui nelayan tradisional namun tidak ada tindakan tegas dari pemerintah.
Baca Juga
Sejumlah nelayan tradisional akhirnya melakukan penyergapan terhadap 6 kapal pukat harimau tersebut. Empat kapal melarikan diri, tetapi dua kapal pukat harimau ditangkap lalu dibakar.
Sekitar dua orang Anak Buah Kapal (ABK) kapal trawl diamankan warga lalu diserahkan ke polisi.