Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga survei Charta Politika merilis hasil jajak pendapat soal pemilu 2019 yang salah satu isinya menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terancam tidak lolos. Masih ada 10 hari masa kampanye tersisa untuk bekerja keras.
Ketua Tim Kampanye PSI Andy Budiman mengatakan bahwa hasil survei ini semakin menebalkan keyakinan sebagai partai baru. Dia optimistis PSI lolos ambang batas parlemen.
“Karena berdasarkan tren kami terakhir di angka 1,4 persen dan sekarang dalam 14 hari jelang pemilu di 2,2 persen,” katanya di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Andy menjelaskan bahwa hasil pemilu 2014 menjadi landasan pemikirannya. Saat itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Nasional Demokrat (Nasdem) elektabilitasnya sekitar 3 persen oleh beberapa lembaga survei.
Akan tetapi pada pemilu 2014 suara dua partai tersebut naik dua kali dari prediksi. PKS 6,8 persen dan Nasdem 6,7 persen.
“Kami yakin juga di jalan sama dan di skenario sama bisa melewati ambang batas,” jelasnya.
Optimisme lainnya, jelas Andy, adalah pemilih PSI ada pada kaum menengah ke atas dan terpelajar. Dua kelompok ini bagi dia selalu tertutup ketika disurvei.
“Inilah yang menyebabkan hasil real kami dapatkan pada 17 April naik dari margin eror [tingkat kesalahan Charta]. Maksimal kami dapat 4,4 persen,” jelasnya.
Berdasarkan survei Charta, PSI yang mendapat elektabilitas 2,2 persen masih memiliki peluang mencapai ambang batas 4 persen bersama PAN 3,3 persen, PPP 2,4 persen, dan Perindo 2 persen. Sementara responden yang tidak menjawab 11,7 persen.
Akan tetapi mereka masih punya peluang lolos dengan catatan memperebutkan menentukan pilihan dan margin eror ini.
Charta melalukan survei pada 19-25 Maret lalu dengan jumlah responden 2.000 orang yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dan kesalahan kurang lebih 2,19 persen.