Bisnis.com, JAKARTA — Golongan Putih alias Golput diperkirakan sanggup menjadi pengganjal kemenangan pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dari paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga dalam kontestasi Pilpres 2019.
Sebelumnya, hal ini disampaikan peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli yang mengasumsikan, kekalahan Jokowi-Ma’ruf dimungkinkan jika 40 persen pendukungnya saat disurvei tidak datang memilih.
Menanggapi pendapat tersebut, Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Arya Sinulingga menyatakan bahwa pihaknya tak khawatir. Sebab, selisih elektabilitas antara kedua kontestan terbilang jauh berdasarkan hasil survei yang rata-rata mencapai 20 persen.
"Jadi kita enggak khawatir. Kami bukan soal itu, kita mendorong orang untuk mau datang ke TPS," ungkap politisi Perindo ini selepas menghadiri acara diskusi di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).
Arya menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan hal tersebut. Misalnya mengajak ke TPS lewat jargon Rabu Putih, serta mendorong simpatisan parpol agar kompak memilih petahana Jokowi-Ma'ruf.
Arya membantah bahwa hal tersebut merupakan bentuk kecemasan. Menurutnya wajar apabila setiap peserta Pemilu berkampanye agar meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat.
"Ini bukan soal Pak Jokowi-nya. Semua peserta pemilu pasti mendorong [pemilih] untuk datang ke TPS," tambah Arya.
"Ya itu ajakan-ajakan. Sekarang kita dorong semua kader dari semua partai, untuk mendorong semua orang datang ke TPS untuk memilih, dan kita sih enggak khawatir sampai 40 persen. Jauh lah. Itu kan andai-andai, aduh terlalu jauh," ungkap Arya.
Sementara itu, hasil survei Indo Barometer masih menempatkan Jokowi-Ma’ruf unggul dengan elektabilitas 50,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 32,0 persen.
Dari pemilih yang belum menentukan pilihan 17,2 persen, jika dibagi secara proporsional, Indo Barometer memproyeksikan Jokowi-Ma’ruf mendapatkan 61,3 persen suara pada hari-H pencoblosan, 17 April 2019.