Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TEROR DI SELANDIA BARU : Nama Korban Dibacakan Dalam Upacara Peringatan

Nama 50 nyawa yang terenggut dalam penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, menggema dalam peringatan nasional tragedi tersebut di Hagley Park, Jumat (29/3/2019).
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat hadir di upacara peringatan teror Chirstchurch/Reuters-Jorge Silva
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat hadir di upacara peringatan teror Chirstchurch/Reuters-Jorge Silva

Bisnis.com, JAKARTA -  Sebanyak 50 nama-nama korban tewas dalam penembakan dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, menggema dalam peringatan nasional tragedi tersebut di Hagley Park, Jumat (29/3/2019).

Ribuan orang tampak berdiri dalam keheningan ketika nama-nama tersebut dibacakan oleh anggota komunitas Islam. Lelaki, perempuan, dan anak-anak dari berbagai negara di dunia menjadi korban dalam penembakan yang terjadi tepat dua pekan lalu itu. Korban termuda bahkan masih berusia tiga tahun.

Mayoritas korban adalah imigran dan pengungsi yang berpindah ke Selandia Baru untuk menjalani hidup yang lebih baik. Jatuhnya korban usai aksi penembakan itu pun tak pelak menorehkan duka mendalam bagi masyarakat global. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bahkan melabelinya sebagai "hari terkelam" dalam sejarah Negeri Kiwi.

"Tantangan kita sekarang adalah mengerahkan usaha terbaik dalam kehidupan sehari-hari karena kita tidak kebal dari virus kebencian, rasa takut, dan lainnya," ucap Ardern sebagaimana dikutip Reuters.

Ardern, yang mengenakan jubah khas Maori yang disebut 'kakahu' dalam upacara peringatan itu, kemudian mengatakan lingkaran ekstremisme membutuhkan kerja sama global untuk dihapuskan.

"Jawabannya terletak pada konsep sederhana yang tak terikat pada batas domestik, tak beradar pada etnisitas, kekuasaan, atau bentuk pemerintahan tertentu. Jawabannya ada pada kemanusiaan kita," ungkapnya.

Pidato Ardern disambut dengan nada persetujuan oleh Farid Ahmed. Istri Ahmed, Husna, turut menjadi korban dalam penembakan tersebut.

Di hadapan kerumunan yang hadir, Ahmed mengatakan bahwa ia telah memaafkan pembunuh istrinya. Ia tak ingin memiliki hari yang dipenuhi "lahar seperti gunung api".

"Saya menginginkan hati yang dipenuhi rasa kasih, kepedulian, dan mudah memaafkan, karena hati itu tak ingin lagi ada nyawa yang hilang," ungkapnya.

Ia lalu menyerukan masyarakat untuk bekerjasama mewujudkan perdamaian dan menganggap setiap orang sebagai keluarga.

"Saya mungkin berasal dari suatu budaya dan Anda dari budaya yang lain. Saya mungkin berpegang pada satu keyakinan, begitu pula Anda. Namun bersama-sama kita adalah taman yang indah," lanjut Ahmed.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Akhirul Anwar
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper