Bisnis.com, JAKARTA — Beberapa komunitas di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur meminta agar pelaksanaan pemilu digeser. Alasannya pada 17 April mendatang mereka ada acara keagamaan, yaitu Rabu Trewa.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan bahwa komunitas tersebut sudah mengirim surat ke KPU dan pemerintah.
“Nah sekarang mau dibahas dengan Kapolri, Panglima, Gubernur, Kapolda, dan ketua partai nasional,” katanya di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Arief menjelaskan bahwa tidak bisa serta merta melakukan pergeseran pemilu. Hal ini karena jadwal pemilu sudah ada dalam regulasi.
Akan tetapi para komunitas tersebut sedang mengupayakan agar acara mereka tidak dilakukan pada 17 April mendatang sehingga pesta demokrasi bisa dilakukan.
“Tapi tidak semua Flores. Kan yang dilaporkan hanya 98 TPS [Tempat Pemungutan Suara]. Itu masuk dalam wilayah yang ada kegiatan tradisi keagamaan,” jelasnya.
Pemilu pada 17 April mendatang merupakan hal baru bagi Indonesia. Ini karena pemilihan presiden dan legislatif dilakukan secara serentak. Karena begitu banyak, tidak heran pemilu kali ini disebut paling rumit sedunia.