Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva, mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat setelah partainya berada di peringkat keempat dalam pemilu kemarin.
Partai politik tertua Thailand itu hanya meraih suara sedikit di atas tiga juta sebagaimana hasil sementara yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya harus bertanggung jawab untuk ini. Saya mengundurkan diri dari kepemimpinan Partai Demokrat," kata Abhisit, perdana menteri yang menjabat dari tahun 2008 hingga 2011.
Hasil pemilu menunjukkan partai pro-militer Palang Pracharat (PPRC) memimpin raihan suara di atas partai populis Pheu Thai yang memimpin "front demokrasi" meski hasil survei memenangkan partai itu.
Dengan 93% dari keseluruhan suara yang dihitung, Komisi Pemilihan Umum melaporkan partai pro-militer Palang Pracharat, yang berupaya mempertahankan kepala junta militer Prayuth Chan-ocha berkuasa, memimpin dengan 7,59 juta suara.
Peringkat kedua diraih dengan 7,12 juta suara oleh Pheu Thai, sebuah partai yang terkait dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang yang loyalisnya memenangkan setiap pemilihan sejak 2001.
Baca Juga
Meski menang PPRC tidak mudah untuk membentuk pemerintahan karena lemah di parlemen. Pheu Thai masih bisa memenangkan kursi parlemen karena popularitasnya yang terkonsentrasi di utara dan timur laut negara itu.
"Saya tidak berpikir ini akan terjadi. Saya tidak berpikir inilah yang diinginkan orang-orang," kata pendukung Pheu Thai, Polnotcha Chakphet sebagimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (25/3/2019).
Tagar #PrayforThailand mulai tren di Twitter saat hasil pemilu terlihat. Beberapa orang berkicau bahwa mereka akan meninggalkan negara itu jika Prayuth kembali berkuasa untuk tetap menjadi perdana menteri.
Ketua Komisi Pemilihan Umum mengatakan hasil tidak resmi akan diumumkan pada Senin sore ini.