Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jusuf Kalla: SBY Perfeksionis, Jokowi sangat Detail

Jokowi merupakan sosok yang demokratis. Seluruh keputusan yang dibuat oleh pemerintah dikeluarkan setelah melalui rapat yang komprehensif.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, di sela-sela menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di National University Hospital, Singapura, Kamis (21/2/2019)./Biro Pers Sekretariat Presiden-Laily Rachev
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, di sela-sela menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di National University Hospital, Singapura, Kamis (21/2/2019)./Biro Pers Sekretariat Presiden-Laily Rachev

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla merupakan sosok yang unik. Pria dari Makassar ini menjadi wakil presiden yang mendampingi dua presiden berbeda dalam dua kali pemilihan langsung. Yakni pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2009 dan era Joko Widodo (Jokowi) pada 2014 - 2019. Lalu apa perbedaan signifikan dari dua pemerintahan ini?

Dalam diskusi bersama milenial dengan tema Pak Jokowi di Mata Jusuf Kalla yang diselenggarakan di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2019), mantan ketua umum Partai Golkar ini menyebutkan karakter SBY dan Jokowi sangat berbeda.

"Masing-masing orang punya karakter yang berbeda. Mereka punya cara memandang dan memimpin. Pak SBY ingin perfect,  Pak Jokowi ingin tahu detailnya," katanya.

Menurut JK, dengan perbedaan karakter ini membuat pendekatan penyelesaian masalah dari kedua presiden juga berbeda. Jusuf Kalla menyebutkan karena keinginan akan detail, Jokowi selalu melakukan peninjauan langsung proyek-proyek strategis dalam lingkungan pemerintah.

"Saya sendiri tidak bisa ikuti gaya itu.  Sekarang saking sibuknya dia berkantor dua kali seminggu. Ini perbedaannya," kata JK.

Meski begitu, JK menyebutkan Jokowi merupakan sosok yang demokratis. Seluruh keputusan yang dibuat oleh pemerintah dikeluarkan setelah melalui rapat yang komprehensif.

"Semuanya dirapatkan. Pada 2017 ada 240 rapat. Padahal hari kerja 260. Maka dia demokratis, tidak otoriter," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper