Bisnis.com, JAKARTA - Insiden pembajakan mobil tangki Pertamina, yang disebut pelaku unjuk rasa bukan pembajakan, menggugah ingatan tentang tuntutan Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki soal kejelasan nasib mereka.
Polres Metro Jakarta Pusat berhasil mengamankan dan mengembalikan dua mobil tangki Pertaminayang sempat dibajak oleh pendemo dari Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-AMT) itu.
"Kendaraan sudah kami amankan dan akan segera kita kembalikan lagi ke wilayah Plumpang," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan di Jakarta, Senin 18 Maret 2019.
Usai mengamankan truk tangki, pihak Polres Metro langsung memanggil PT Garda Utama Nasional (GUN), selaku transportir BBM dan perwakilan massa aksi untuk melakukan mediasi.
"Kami mendapat laporan dari PT GUN, mobil yang seharusnya menuju salah satu tujuan ternyata tidak sampai tujuan dan ada di wilayah Monas ini. Kita akan serahkan ke Polres Jakarta Utara yang mana TKP awalnya di Jakarta Utara," kata Harry.
Seperti diberitakan, dua mobil tangki Pertamina dilaporkan dibajak pada pukul 05.00 WIB saat akan memasuki Tol Ancol, Jakarta Utara. Pembajakan mobil tangki terjadi saat kendaraan akan mengirim BBM dengan tujuan SPBU area Tangerang.
Kendaraan berisi biosolar yang semula akan didistribusikan ke Tangerang itu kemudian dibawa ke lokasi unjuk rasa di Silang Monas. Tentu semua mafhum bahwa Silang Monas tak jauh dari Istana Presiden. Menurut Harry, kendaraan tersebut diamankan pada pukul 08.00 WIB saat berada di Silang Monas, tempat SP-AMT menggelar unjuk rasa.
Peristiwa pembajakan dua mobil tangki itu jelas mengejutkan, apalagi setelah beredar kabar bahwa kendaraan tersebut dibawa ke arah Istana. Lalu, betulkan mobil tangki itu dibajak?
Humas SP-AMT Wadi Atmawijaya kepada Tempo membantah telah terjadi pembajakan truk tangki. Kata dia, anggota serikat mengajak sopir pembawa truk tangki untuk membawanya ke depan halaman Monas.
"Kita ajak untuk ke Monas dan dia mau. Bukan pembajakan, karena mungkin sopir memiliki empati terhadap kami yang di-PHK," ujar Wadi.
Wadi beralasan, demo ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap PT Pertamina Patra Niaga terkait PHK ribuan awak mobil tangki. Para awak mobil tangki Pertamina ini juga tidak diangkat sebagai karyawan tetap, serta tidak ada upah proses selama 21 bulan sejak terkena PHK.
Sementara itu, seperti diberitakan Antara, Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-AMT) Pertamina menagih janji Presiden Joko Widodo terkait komitmennya yang akan segera menyelesaikan hak pegawai yang di PHK secara sepihak.
"Kenapa kita bergerak, karena dari mulai 2017 selaku anak perusahaan BUMN mem-PHK kami, yang mayoritas semua pekerja berpuluh-puluh tahun. Mereka di PHK secara tidak manusiawi hanya melalui SMS tanpa ada hak-hak sedikitpun yang dibayarkan," ujar Humas SP-AMT Wadi Atmawijaya, di Jakarta, Senin (18/3).
Menurut Wadi, permasalahan antara SP-AMT dengan anak perusahaan Pertamina yakni PT Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin sudah terjadi pada 2017 lalu.
Sebanyak 1.095 di-PHK secara sepihak tanpa ada proses pengganti uang pesangon. Beberapa upaya telah mereka lakukan seperti menggelar mediasi dengan Kemenaker, Kantor Staf Presiden (KSP), hingga bertemu langsung dengan Presiden. Namun, kata dia, dari seluruh mediasi yang sempat dilakukan, tak ada titik temu di antara buruh dan perusahaan.
Terkait aksi pembajakan truk tangki milik Pertamina pada Senin, menurutnya, hal ini merupakan buntut dari kekecewaan buruh.
"Dasar dari itu, kita menagih komitmen Pak Presiden Jokowi pascapertemuan. Beliau akan menyelesaikan secepatnya menyelesaikan, tapi penyelesaian tidak juga kunjung kita dapatkan," kata Wadi.
Adapun yang menjadi tuntutan mereka seperti pengangkatan karyawan tetap dan pembayaran uang lembur. Mereka juga meminta tidak dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak dan meminta uang pensiun.
Usai insiden aksi pembajakan truk tangki, rencananya pada Rabu (20/3), AMT bersama PT Pertamina Patra Niaga dan Elnusa Petrofin akan kembali menggelar mediasi penyelesaian tuntutan buruh.
Apabila dalam mediasi kembali menemui titik buntu, SP-AMT berjanji akan kembali menggelar aksi besar-besaran.
"Jika hari Rabu tidak juga ada titik penyelesaian, pihak perusahaan tidak mau menyelesaikan, kami akan melakukan aksi yang di luar kemampuan, di luar kewajaran bahkan kami akan melakukan aksi-aksi kejutan lainnya," kata dia.
Usai mengagendakan pertemuan pada Rabu mendatang, massa buruh yang sejak pagi berunjuk rasa di halaman depan Monas kemudian membubarkan diri.
Posisi Awak Mobil Tangki
Manager Coorporate PT Pertamina Patra Niaga Herman mengatakan AMT berasal dari perusahaan pemborong pekerjaan pengangkutan yang bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga, yaitu PT Garda Utama Nasional, PT Ceria Utama Abadi, PT Absolute Service, PT Prima Perkasa Mandiri, PT Ardina Prima, dan PT Cahaya Andika Tamara.
"Mereka adalah pekerja vendor dari Pertamina Patra Niaga, ada beberapa vendor. Saat ini mereka tidak bekerja eks pekerja vendor," kata Herman.
Menurut Herman, permasalahan yang menjadi tuntutan buruh masih dalam tahap negosiasi. Saat ini, kata dia, PT Pertamina Patra Niaga masih mengkaji proposal tuntutan yang diajukan buruh.
"Kita sedang menggodok proposal artinya sudah menerima proposal mereka kemudian kita godok apakah proposal mereka bisa kita tindak lanjut atau tidak," kata Herman.
Pengamanan
Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III dan Patra Niaga selaku operator truk tangki Pertamina akan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengamankan kegiatan operasional truk tangki dan mencegah terulangnya insiden pembajakan.
"Pertamina dan Patra Niaga akan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengamankan seluruh mobil tangki, jadi minta pengawalan mobil tangki saat keluar dari Depo Plumpang menuju masuk tol dan sebagainya," ujar Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami, saat dihubungi Antara, Senin.
Dijelaskan Dewi, pihaknya dan Patra Niaga telah berkoordinasi dengan Polisi-TNI untuk mengawal dan mengamankan sejumlah titik yang dianggap berpotensi untuk dilakukan pembajakan.
Dewi menyebut langkah tersebut hanya sebagai antisipasi agar pasokan BBM yang di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten tidak terganggu oleh aksi tersebut.
Dewi juga memastikan aksi pembajakan tersebut sudah dilaporkan ke pihak berwajib.
Dua mobil tangki yang dibajak tersebut berkapasitas 32 kiloliter (Kl) yang baru saja berangkat dari Depo Plumpang untuk mengirim BBM jenis biosolar ke SPBU di Tol Jakarta-Merak KM 13,5.
Seperti diberitakan sebelumnya, truk tangki tersebut dibajak pada pukul 05.00 WIB saat akan memasuki Tol Ancol, Jakarta Utara.