Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih dari 120 Tewas Akibat Banjir Bandang di Mozambik dan Zimbabwe

Lebih dari 120 orang dilaporkan tewas dan sebagian lagi hilang di Mozambik dan negara tetangga Zimbabwe kemarin setelah topan Idai membuat banjir bandang dan angin kencang di sejumlah negara bagian selatan Afrika tersebut.
Ilustrasi -Sejumlah warga melintasi sebuah mobil yang terbalik akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). Berdasarkan data BNPB, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) tersebut mengakibatkan 42 tewas./Antara
Ilustrasi -Sejumlah warga melintasi sebuah mobil yang terbalik akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (17/3/2019). Berdasarkan data BNPB, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (16/3) tersebut mengakibatkan 42 tewas./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 120 orang dilaporkan tewas dan sebagian lagi hilang di Mozambik dan negara tetangga Zimbabwe kemarin setelah topan Idai membuat banjir bandang dan angin kencang di sejumlah negara bagian selatan Afrika tersebut.

Pihak berwenang di Mozambik mengatakan bahwa jumlah korban meningkat menjadi 62 di negara itu, sementara di Zimbabwe dilaporkan 65 orang tewas setelah topan tersebut menyapu wilayah itu pada Jumat  (15/3/2019) dan Sabtu (16/3/2019).

Menteri Lingkungan Mozambique, Celso Correia mengatakan jumlah korban akan terus bertambah terutama di distrik Dondo. 

"Saya pikir ini adalah bencana alam terbesar yang pernah dihadapi Mozambik. Semuanya hancur. Prioritas kami sekarang adalah untuk menyelamatkan nyawa manusia,” ujarnya di bandara internasional Beira, yang dibuka kembali Minggu setelah ditutup sementara karena kerusakan topan.

Topan Idai menimpa Mozambik pada Kamis malam sebelum pindah ke Zimbabwe.

Di Zimbabwe, distrik Chimanimani timur adalah bagian yang paling parah dilanda bencana itu. Rumah-rumah dan jembatan tersapu banjir bandang ketika badai menghantam daerah itu.

Daerah paling paling dampak belum dapat diakses, sementara angin kencang dan awan tebal menghambat penerbangan helikopter penyelamat.

"Sejauh ini kami melihat 65 orang yang kehilangan nyawa," ujar Joshua Sacco, anggota parlemen untuk Chimanimani sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (18/3).

Dia mengatakan melalui telepon bahwa sekitar 150 hingga 200 orang hilang.

"Kami sangat khawatir karena semua rumah ini tiba-tiba tenggelam di bawah air dan benar-benar hanyut dan di sanalah kami mengetahui sekitar 147 orang hilang," katanya. 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper