Penangkapan ini memberi tekanan bagi pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin yang didukung oleh PPP dalam memenangkan kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden pada 17 April mendatang.
Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio menuturkan agar elektabilitas pasangan Joko Widodo - Maruf Amin tidak terganggu maka Romahurmuziy harus terbuka ke publik untuk apa uang korupsi yang diambilnya.
"Pertanyaan besarnya untuk digunakan apa, [uang itu]. Apakah untuk pribadi, Pileg atau Pilpres," kata Hendri, Sabtu (16/3/2019).
Hendri menyebutkan penggunaan uang menjadi penting karena kalau tidak dijelaskan dan publik berpersepsi uang diterima dan digunakan untuk Pilpres maka nanti akan ada wacana terjadi kecurangan.
"Karena ada dana yang digunakan dari sumber yang tidak semestinya," katanya.
Ketua Umum PPP sekaligus Anggota DPR Romahurmuziy resmi ditetapkan sebagai tersangka suap terkait pengisian jabatan di Kementerian Agama tahun 2018-2019 pada Sabtu (16/3/2019).
Selain Rommy, status tersangka disandang Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhamad Muafaq Wirahadi yang juga diduga sebagai pihak penerima suap bersama Rommy. Sedangkan, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur, Haris Hasanuddin ditetapkan sebagai tersangka yang diduga selaku pihak pemberi.
"KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan dan menetapkan tiga orang sebagai tersangka," kata Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif, dalam konferensi pers, Sabtu (16/3/2019).
Laode memaparkan awal mula dari perkara ini, mulanya Muhammad Muafaq Wirahadi dan Haris Hasanuddin diduga telah menyuap Rommy untuk mengurus proses lolos seleksi jabatan di Kemenag.
Adapun, Muhammad Muafaq mendaftar untuk posisi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik. Sedangkan Haris, mendaftar sebagai Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim.
Demi memuluskan proses seleksi jabatan tersebut, diduga terjadi komunikasi antara Muafaq dan Haris yang menghubungi Rommy untuk mengurus proses lolos seleksi jabatan di Kemenag.