Bisnis.com, RIO DE JANEIRO - Presiden Prabowo Subianto menyebut Indonesia diharapkan bisa sepenuhnya menggunakan energi baru terbarukan dan ramah lingkungan dalam waktu 10 tahun ke depan. Hal itu disampaikan olehnya pada pertemuan dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di Rio de Janeiro, Brazil, Minggu (17/11/2024).
Pada pertemuan bilateral sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu, Prabowo berbicara dengan Antonio soal isu Palestina hingga transisi energi. Pada sisi transisi energi, Presiden k-8 RI itu menargetkan pemerintahannya bisa menggunakan energi terbarukan dan ramah lingkungan.
"Dan kami berharap dapat mencapainya dalam waktu 10 tahun. Namun dalam beberapa masalah, kita bisa melakukannya lebih cepat," ujarnya di Hotel Hilton Rio de Janeiro Copacabana, Brazil.
Prabowo menyebut Indonesia bisa lebih cepat dalam mendorong transisi ke energi non-fosil, utamanya dengan biofuel. Misalnya, penggunaan minyak sawit. Namun, dia mengaku bahwa itu belum banyak dilirik karena biaya ekonominya yang masih belum menarik.
"Tapi kami berharap mungkin dalam dua, tiga tahun kita bisa mendapatkan daya tarik ekonomi untuk mendapatkan bensin dari tanaman. Dan energi terbarukan, kita punya banyak panas bumi. Saya rasa Indonesia sangat diberkati," paparnya.
Selain biofuel, terang Prabowo, Indonesia juga memiliki potensi lain di sektor energi seperti cadangan energi panas bumi terbesar di dunia. Dia menyebut sekitar 60% energi panas bumi ada di Indonesia.
Baca Juga
"Menurut saya panel fotovoltaik dan listrik dari energi matahari sangat menarik. Karena kami sangat tersebar. Kita punya banyak pulau, 17.000 pulau," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen PBB Antonio Guterres memandang Indonesia sebagai mitra internasional yang penting dari kalangan emerging countries.
Peran penting Indonesia, ujarnya, adalah untuk membantu PBB membawa lebih banyak keadilan, kesetaraan serta kapasitas bagi sistem internasional untuk membantu negara-negara berkembang lainnya dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Menurutnya, masih banyak negara berkembang lain yang tertimpa utang besar dan tidak memiliki sumber daya untuk mencapai target SDGs.
"Indonesia sudah menjadi mitra berharga dari PBB dalam menjaga perdamaian serta pelopor dalam aksi lingkungan," kata Antonio.
Adapun delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan itu adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Keuangan Thomas A. Djiwandono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya serta Duta Besar RI untuk Brazil Edi Yusup.
Sementara itu, Sekjen PBB Guterres turut didampingi oleh Principal Political Affairs Officer Aguinaldo Baptista, Under Secretary-General Li Junhua, UN Resident Coordinator Silvia Rucks, Director of Sustainable Development Unit Michelle Gyles-McDonnough serta Senior Political Affairs Officer Jean-Philippe Bernardini.