Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ethiopian Airlines Jatuh, Harga Saham Boeing Turun 11%

Saham Boeing Co turun 11%, pada awal perdagangan pada hari Senin setelah China, Indonesia dan Ethiopia memerintahkan maskapai untuk menyetop operasi pesawat Boeing 737 MAX 8.
Warga berfoto dengan puing pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 yang jatuh di dekat Kota Bishoftu, 62 kilometer dari tenggara Ibukota Addis Ababa, Ethiopia, Minggu (10/3/2019)./REUTERS-Tiksa Negeri
Warga berfoto dengan puing pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 yang jatuh di dekat Kota Bishoftu, 62 kilometer dari tenggara Ibukota Addis Ababa, Ethiopia, Minggu (10/3/2019)./REUTERS-Tiksa Negeri

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Boeing Co turun 11%, pada awal perdagangan pada hari Senin setelah China, Indonesia dan Ethiopia memerintahkan maskapai untuk menyetop operasi pesawat Boeing 737 MAX 8. 

Dikutip dari Reuters, Senin (11/3/2019), penyetopan operasi pesawat Boeing itu menyusul kecelakaan mematikan kedua yang melibatkan jet. Jatuhnya pesawat Boeing yang sejenis itu hanya dalam rentang lima bulan.

Penurunan saham ini jika bertahan selama jam perdagangan normal, akan menjadikan penurunan terbesar dalam hampir dua dekade. Imbas penurunan inipun telah menjegal  lonjakan  tiga kali lipat hanya dalam tiga tahun ke rekor tertinggi US$ 446 pada pekan lalu.

Boeing 737 MAX 8 yang jatuh di Nairobi dioperasikan oleh Ethiopian Airlines. Pesawat jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa pada hari Minggu (10/3/2019), menewaskan 157 penumpang.

 Model yang sama, diterbangkan oleh Lion Air, jatuh di lepas pantai Indonesia pada bulan Oktober, menewaskan 189 orang di dalamnya.

Boeing mengatakan bahwa investigasi terhadap kecelakaan Ethiopian Airlines sedang dalam tahap awal dan tidak perlu mengeluarkan panduan baru untuk operator 737 MAX 8. 

“Kami mengantisipasi volatilitas yang meningkat pada saham Boeing, ”kata analis Morgan Stanley Rajeev Lalwani.

"Meskipun masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan, mungkin ada kekhawatiran gangguan di sekitar keselamatan, produksi, landasan, dan atau biaya, yang semuanya harus dikelola jangka panjang."

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper