Bisnis.com, JAKARTA - Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) melaporkan indikasi bahwa Korea Utara telah kembali mengaktifkan situs peluncuran rudal yang sempat ditutup setelah Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu di Hanoi beberapa waktu lalu.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip sebuah sumber di parlemen yang menerima laporan NIS pada Selasa (5/3/2019) menulis bahwa Korea Utara berusaha kembali mengoperasikan peluncuran rudal yang berada di Tongchang-ri dengan melakukan perbaikan atap dan pintu fasilitas itu.
Selain laporan ini, gambar satelit yang ditangkap 38 North, sebuah proyek pengamat Korea Utara yang berbasis di Washington, juga memperlihatkan bahwa landasan peluncuran rudal telah mengalami perbaikan
"Perbaikan ini kemungkinan dilakukan antara 16 Februari sampai 2 Maret," ujar Jenny Town, redaktur pelaksana proyek dan seorang analis di Stimson Center kepada Reuters, Rabu (6/3/2019).
Kabar aktivasi ini datang beberapa hari setelah perundingan denuklirisasi antara Trump dan Kim Jong-un di Hanoi 27-28 Februari lalu gagal mencapai kesepakatan. Kedua pihak tidak menemukan jalan tengah untuk pencabutan sanksi yang diminta oleh Korut. AS menilai Korut belum merealisasikan denuklirisasi secara utuh untuk menerima keringanan sanksi.
Dalam laporan terbaru yang dirilis Yonhap, anggota parlemen Korsel yang enggan disebut namanya juga mengatakan bahwa Korut telah menonaktifkan reaktor berkekuatan 5 megawatt di Yongbyon sejak akhir tahun. Laporan ini sesuai dengan investigasi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Yongbyon dilaporkan tak memperlihatkan aktivitas proses plutonium dari reaktornya dan terowongan di situs uji coba nuklir utama di Punggye-ri tetap ditutup tanpa penjagaan sejak Korut mempublikasi proses penghancurannya pada Mei lalu.