Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Halimun Salak Awen Supranata mengatakan aktivitas gempa yang terjadi di Gunung Salak masih normal dan kekuatan getaran gempanya pun relatif kecil.
"Gunung Salak setiap harinya terjadi gempa, tetapi kekuatannya rendah. Alhamdulillah gunung berapi ini kondisinya normal tidak ada aktivitas yang menonjol," katanya di Sukabumi, Selasa (5/3/2019).
Selain itu, aktivitas di Kawah Ratu pun tidak ada peningkatan, namun pengunjung yang datang agar selalu waspada karena kawah tersebut mengeluarkan gas beracun yang jika terhirup dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kematian.
Menurutnya, kawah aktif di Gunung Salak ini juga masih di bawah rata-rata normal sehingga tidak ada indikasi masuk ke status yang lebih tinggi seperi siaga atau waspada. Tapi, warga diimbau agar tidak percaya dengan isu hoax atau informasi yang belum jelas kebenarannya, tetapi untuk gempa memang terjadi setiap hari.
Dia mengatakan dari pemantauan aktivitas gunung yang masih aktif tersebut tidak ada laporan yang menunjukan adanya peningkatan yang signifikan, bahkan gempa yang terjadi setiap hari itu merupakan hal yang biasa dan getarannya pun tidak terasa.
"Seperti ada informasi dari warga yang menyebutkan terdengar gemuruh dari Gunung Salak itu lebih dikarenakan adanya ativitas petir di puncak gunung dan masyarakat sekitar gunung pun sudah terbiasa dengan suara gemuruh itu," tambahnya.
Di sisi lain, Awen mengatakan aktivitas pendakian untuk umum saat ini ditutup sementara sejak Desember sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan jalur pendakian tersebut dikarenakan cuaca ekstrem seperti angin kencang, hujan deras disertai petir yang bisa berpotensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun, jika kondisi cuaca sudah normal maka jalur pendakian untuk umum kembali dibuka. Tapi, warga atau wisatawan yang ingin mengunjungi TNGHS masih tetap bisa seperti lokasi camping ground dan beberapa curug/air terjun yang tetap dibuka.