Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Ini AS Satukan Konsulat Palestina dengan Kantor Kedubesnya di Israel 

Konsulat AS di Yerusalem yang berfungsi melayani warga Palestina akan digabungkan dengan Kedutaan Besar AS yang baru untuk Israel di Yerusalem mulai hari ini (Senin 4/3/2019), menurut Kementeran Luar Negeri AS sebagaimana dikutip Reuters, Senin (4/3/2019).
Penasihat Senior Gedung Putih Ivaka Trump berdiri di samping plakat peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem, Israel,  Senin (14/5)./Reuters
Penasihat Senior Gedung Putih Ivaka Trump berdiri di samping plakat peresmian Kedutaan Besar AS di Yerusalem, Israel, Senin (14/5)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Konsulat AS di Yerusalem yang berfungsi melayani warga Palestina akan digabungkan dengan Kedutaan Besar AS yang baru untuk Israel mulai hari ini, menurut Kementeran Luar Negeri AS sebagaimana dikutip Reuters, Senin (4/3/2019).

Langah itu itu akan semakin membuat suasana panas dan memicu kemaraham para pemimpin Palestina. Keputusan untuk membuat satu misi diplomatik di Yerusalem tersebut sebenarnya telah diumumkan Oktober lalu oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan disebut akan mulai beroperasi awal Maret. 

Penyatuan layanan itu juga telah menimbulkan ketakutan warga Palestina karena Pemerintahan Trump akan menurunkan peringkat layanan kepada mereka di kota Yerusalem yang tengah disengketakan. Kota itu merupakan kota suci bagi agama Yahudi, Islam dan Kristen.

Sebelumnya Presiden Donald Trump membuat marah dunia Arab dan memicu kritik internasional karena mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada bulan Desember 2017. AS pun memindahkan Kedutaan Besar ke Yerusalem dari Tel Aviv pada Mei tahun lalu.

Para pemimpin Palestina menangguhkan kontak diplomatik dengan pemerintah AS setelah keputusan tersebut. Mereka memboikot upaya AS untuk menyusun rencana perdamaian Israel-Palestina yang telah lama ditunggu-tunggu dan menuduh Washington bias pro-Israel.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Palladino mengatakan keputusan itu didorong oleh efisiensi operasional dan akan ada kelanjutannya untuk aktivitas diplomatik dan layanan konsuler.

"Itu tidak menandakan perubahan kebijakan A.S. tentang Yerusalem, Tepi Barat atau Jalur Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper