Bisnis.com, PALU – Satuan Tugas (Satgas) Validasi Data bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, 28 September 2018 telah menetapkan data tahap II terkait jumlah bangunan rumah penduduk yang rusak dan korban jiwa.
Kepala Satgas Validasi Data Kota Palu, Arfan, mengatakan data rumah yang rusak akibat gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulteng, tahap dua bertambah 12.238 rumah rusak dari sebelumnya 42.864 rumah rusak.
Jumlah itu meliputi 2.422 rumah rusak berat, 3.200 rusak sedang dan 3.785 rusak ringan serta 2.831 rumah hilang sehingga total data rumah rusak tahap dua sebanyak 54.102 rumah.
"Data tersebut diperoleh dari laporan masyarakat ke pihak kelurahan," ungkapnya di Palu pada Kamis (28/2/2019).
Selanjutnya oleh pihak kelurahan melaporkan ke Satgas Validasi Data Kota Palu untuk dilakukan pengecekan. "Tadi malam (Rabu) data ini sudah ditetapkan oleh Wali Kota Palu, Hidayat," ujar Arfan.
Sedangkan data korban jiwa tahap dua yang juga telah ditetapkan sebanyak 4.194 jiwa dari sebelumnya 3.679 jiwa yang ditetapkan dalam tahap satu. Tahap dua ini bertambah 476 orang meninggal dunia dan 39 hilang.
Sementara pada tahap satu yang dinyatakan meninggal dunia 2.132 jiwa, 531 orang hilang dan yang tidak teridentifikasi namun telah dikebumikan 1.016 jiwa.
Sebanyak 1.016 korban meninggal yang tidak teridentifikasi tersebut, menurut dia, dikuburkan secara massal di dua tempat yakni di Tempat Pekuburan Umum (TPU) Poboya sebanyak 981 jiwa dan 35 jiwa di Kelurahan Pantoloan Boya.
Arfan mengatakan identitas korban jiwa dan rincian rumah rusak yang telah ditetapkan dalam tahap dua itu akan dipublis awal pekan depan di website Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palu.
Hingga kini masih sekitar 40.000 jiwa korban bencana alam gempa,tsunami dan likuefaksi yang terjadi pada 28 September 2018 di Kota Palu tetap bertahan di tenda-tenda yang dibangun oleh berbagai lembaga kemanusian dalam maupun luar negeri, BUMN dan pemerintah.