Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aramco dan Perusahaan China Teken Kerja Sama Bisnis US$10 Miliar

Aramco, perusahaan minyak Pemerintah Arab Saudi, meneken kesepakatan bisnis senilai lebih dari US$10 miliar dengan perusahaan China untuk bangun kompleks pengolahan minyak di China.
Saudi Aramco./Reuters
Saudi Aramco./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Arab Saudi dan China menjalin kesepakatan bernilai lebih dari US$10 miliar untuk proyek kompleks kilang dan petrokimia di China, Jumat (22/2/2019).

Kesepakatan itu berupa perjanjian pendirian Joint Venture (JV) antara Aramco--perusahaan minyak Pemerintah Arab Saudi--dengan perusahaan pertahanan swasta besar China, yaitu Norinco. Reuters melansir kompleks tersebut akan dibangun di Panjin, timur laut China.

JV itu dinamakan Huajin Aramco Petrochemical Co. Kilang tersebut diproyeksi memiliki kapasitas 300.000 barel minyak per hari dengan 1,5 juta metrik ton ethylene cracker per tahun.

Arab Saudi mengharapkan investasi ini dapat membuat mereka menjadi eksportir minyak utama ke China, menggeser Rusia yang menempati posisi itu selama tiga tahun terakhir. Proyek tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2024.

Aramco juga membeli 9% saham di Zhejiang Petrochemical. Aksi korporasi ini merupakan realisasi dari upaya memiliki saham di kompleks kilang dan petrokimia di Zhousan, selatan Shanghai, yang berkapasitas 400.000 barel minyak per hari.

Berbagai kesepakatan itu terjalin di tengah kunjungan delegasi Pemerintah Arab Saudi ke China, termasuk Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS). MBS menyatakan hubungan kedua negara memiliki sejarah yang sangat panjang di masa lampau.

"Dalam ratusan, bahkan ribuan, tahun, interaksi antara kedua pihak sangat bersahabat. Dalam hubungan yang sudah sangat lama dengan China ini, kami tidak pernah mengalami masalah dengan China," ujarnya.

Adapun Presiden China Xi Jinping menyatakan China adalah teman baik dan mitra Arab Saudi.

"Hubungan khusus kedua negara ini merefleksikan upaya-upaya yang telah dilakukan," tambahnya.

Meski demikian, China harus ekstra hati-hati dalam menjalin hubungan dengan Riyadh karena Negeri Panda juga mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan Iran. Seperti diketahui, Iran dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan yang akrab dan bahkan bisa dibilang bermusuhan.

Beijing juga tengah mendapat sorotan dari negara-negara Muslim terkait berita adanya kamp khusus bagi warga Muslim di Xinjiang.

Xi juga mengatakan kepada MBS bahwa China dan Arab Saudi harus memperkuat kerja sama internasional dalam deradikalisasi paham ekstremis. MBS diklaim menghormati dan mendukung hak-hak China untuk melindungi keamanan nasionalnya serta melakukan langkah-langkah deradikalisasi dan anti teror.

MBS juga disebut menyampaikan kesediaannya untuk meningkatkan kerja sama dalam hal ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper