Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Pemicu Utama Polusi Udara di Kota-kota Besar

Penyebab utama polusi udara di kota besar adalah kendaraan bermotor. Sumbangsih kendaraan bermotor terhadap polusi mencapai 70-80%
Sejumlah orang menggunakan masker untuk melindungi diri dari polusi udara saat menyeberang di jembatan penyeberangan orang di Sarinah, Jakarta, Senin (9/10). Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara, kualitas udara di Jakarta kerap mencapai kondisi tidak sehat bahkan sangat tidak sehat.ANTARA-Galih Pradipta
Sejumlah orang menggunakan masker untuk melindungi diri dari polusi udara saat menyeberang di jembatan penyeberangan orang di Sarinah, Jakarta, Senin (9/10). Berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara, kualitas udara di Jakarta kerap mencapai kondisi tidak sehat bahkan sangat tidak sehat.ANTARA-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA--Polusi akibat kendaraan bermotor menjadi faktor utama tingginya tingkat pencemaran udara di kota-kota besar.

Hal tersebut diungkap Direktur Pengendalian Pencemaran Udara pada KLHK Dasrul Chaniago. Menurutnya, pencemaran udara di kota besar 70-80% bersumber dari sumber bergerak seperti kendaraan bermotor.

"Sumber bergerak ini bisa diatasi dengan transportasi massal dan memperpendek orang naik kendaraan. Jadi kalau orang suka naik kendaraan hanya untuk jarak pendek ya nggak selesai-selesai masalahnya," ujar Dasrul kepada Bisnis, Kamis (21/2/2019).

Menurutnya, keberadaan moda transportasi massal bisa menaikkan kualitas udara di suatu wilayah.

Akan tetapi, warga di wilayah terkait harus aktif menggunakan transportasi massal agar kualitas udara di daerahnya meningkat.

KLHK biasanya merilis indeks kualitas udara (IKU) semua provinsi setiap tahun. Akan tetapi, saat ini KLHK belum merilis IKU untuk provinsi-provinsi periode 2018.

Rilis tersebut biasanya digabungkan dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) nasional. Dalam IKLH, terdapat IKU, indeks kualitas air (IKA), dan indeks kualitas tutupan lahan.

"[IKU 2018] belum diunggah. Kami kasih dulu ke pusat data dan informasi. Kami hitung sampai keluar hasil, nanti diserahkan ke pusdatin dan jadilah informasi untuk publik," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper