Bisnis.com, JAKARTA - Said Didu kembali menyindir pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kali ini mengenai data laba PT Pertamina (Persero).
Bbrp hari lalu trdpt berita yg bersumber dr Bpk Presiden bhw laba Pertamina 2018 Rp 20 t. Pertanyaan saya : 1) blm ada pengumuman laporan Keuangan kok sdh ketahuan ? 2) Apakah angkat tsb bukan “arahan” ? 3) dari mana tambahan Rp 15 t 3 bln terakhir, krn laba trwln III baru Rp 5 t
— Muhammad Said Didu (@saididu) February 21, 2019
Pada Senin (11/2/2019) malam, Presiden Jokowi sempat menyebutkan bahwa laba perusahaan minyak dan gas milik negara itu bisa mencapai Rp20 triliun. Namun, Jokowi tidak menjelaskan keuntungan itu diperoleh pada tahun kapan.
Said Didu meragukan pernyataan Jokowi tersebut. Dia ragu laba Pertamina bisa mencapai Rp20 triliun mengingat laba Pertamina pada triwulan III/2018 hanya mencapai Rp5 triliun.
"Beberapa hari lalu terdapat berita yang bersumber dari Bapak Presiden bahwa laba Pertamina 2018 Rp20 T. Pertanyaan saya: 1) belum ada pengumuman laporan keuangan kok sudah ketahuan? 2) Apalah angka tersebut bukan "arahan"? 3) dari mana tambahan Rp15 T 3 bulan terakhir, karena laba triwulan III baru Rp5 T," tulis Said melalui akun Twitternya, Rabu (20/2/2019).
Menanggapi cuitan Said Didu itu, pengamat energi dan pertambangan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai tahun 2018 Pertamina menghadapi kondisi yang cukup berat.
Dia memperkirakan Pertamina menanggung potential loss yang cukup besar tahun 2018 sebagai akibat kenaikan harga minyak dunia, sementara harga jual BBM dalam negeri tidak naik.
"Bisa potential loss cukup tinggi meski tidak merugi. Saya pernah hitung harga minyak US$80 per barel bisa Rp19 triliun potential loss," ujarnya ketika dihubungi Bisnis.com, Kamis (21/2/2019).
Di samping itu, menurut Fahmy, kondisi keuangan Pertamina juga diperberat dengan turunnya produksi hampir di semua blok migas milik Pertamina. Dia berujar penurunan produksi di hulu juga mestinya menyebabkan penurunan laba.
"Melihat indikator-indikator tersebut, saya kira kalau laba Pertamina tiba-tiba naik drastis (dari kuartal III/2018), ini agak anomali," kata Fahmy.
"Tapi saya tidak bisa pastikan karena laporan keuangannya belum ada."
Sebelumnya, Kementerian BUMN menyatakan laba Pertamina hingga akhir 2018 diperkirakan akan turun dibandingkan laba pada 2017.
Menurut data Kementerian BUMN, Pertamina mengantongi laba bersih Rp35 triliun pada 2017. Sedangkan hingga kuartal III/2018, Kementerian BUMN mencatat laba bersih Pertamina mencapai Rp5 triliun.