Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembatasan Huawei Dinilai Bisa Hambat Pengembangan 5G di Eropa

Eropa memang pelopor dalam pembangunan jaringan dan teknologi telekomunikasi berbasis mobile, tetapi dalam perjalanannya, perkembangan di negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan bahkan Amerika Serikat bergerak jauh lebih pesat.
Sejumlah operator telepon di Eropa menilai pembatasan keterlibatan Huawei di UE dapat menunda pengembangan jaringan seluler generasi kelima/Istimewa
Sejumlah operator telepon di Eropa menilai pembatasan keterlibatan Huawei di UE dapat menunda pengembangan jaringan seluler generasi kelima/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Eropa memang pelopor dalam pembangunan jaringan dan teknologi telekomunikasi berbasis mobile, tetapi dalam perjalanannya, perkembangan di negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan bahkan Amerika Serikat bergerak jauh lebih pesat.

Ketika Perdana Menteri Inggris Theresa May terbang ke China pada Februari tahun lalu untuk mencari kesepakatan bisnis sebagai upaya mengatasi dampak buruk dari Brexit, Huawei Technologies Co. memberikan komitmen miliaran dolar untuk membantu menjaga Inggris 'di garis terdepan era digital'.

Namun, setahun kemudian, Inggris berada di antara negara-negara Eropa yang mendukung pembatasan keterlibatan raksasa teknologi China di blok ekonomi tersebut pascakekhawatiran terhadap isu espionase Huawei dengan Pemerintah Beijing.

Sejumlah operator telepon di Eropa pun berpendapat bahwa pembatasan ini dapat menunda pengembangan jaringan seluler generasi kelima yang diperlukan untuk meneruskan proyek teknologi mobil tanpa pengemudi dan pabrik otomatis.

Lobi Eropa dengan China memperlihatkan kelemahan teknologi mereka yang masih jauh tertinggal, bahkan sebelum pemerintahan Trump mulai mendorong para sekutu untuk memblokir Huawei karena kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat menggunakan peralatannya untuk memata-matai negara lain.

Sementara itu, tuduhan keterlibatan dengan pemerintah China telah berulang kali ditepis oleh Huawei.

"Risiko ini menempatkan Eropa lebih jauh di belakang kurva [perkembangan teknologi telekomunikasi]," kata Neil Campling, seorang analis di Mirabaud Securities di London, seperti dikutip Bloomberg, Senin (18/2/2019).

Pengembangan jaringan 5G menjanjikan kecepatan unduhan data gigabit per detik atau 10 kali lebih cepat dari 4G dengan biaya yang lebih rendah bagi operator.

Meskipun prospeknya cemerlang, eksekutif telekomunikasi Eropa diperkirakan relatif lambat untuk melakukan investasi pada teknologi ini atas kekhawatiran bahwa imbal hasilnya akan memakan waktu lama.

Operator Eropa umumnya kurang menguntungkan sementara itu regulator setempat juga telah melarang kegiatan merger yang akan memungkinkan peningkatan tambal sulam operator. 

Spektrum yang dibutuhkan untuk 5G belum seluruhnya disiapkan dan proyek ini ditaksir bernilai miliaran Euro dimana pemerintah negara-negara Eropa dikabarkan akan melakukan lelang tender dalam beberapa tahun mendatang.

Jaringan telekomunikasi Eropa sangat bergantung dengan produk teknologi milik Huawei sehingga dampak pembatasan atau ban di kawasan tersebut akan jauh lebih parah dibandingkan dengan di negara lain.

Di Amerika Serikat, industri pada umumnya menghindari kerja sama dengan Huawei di bawah tekanan pemerintah.

Tim analis di New Street Research mengatakan pada bulan lalu, pemerintah China mungkin akan mendikte penyebaran 5G lebih cepat untuk mendukung Huawei dan ZTE Corp., meskipun tengah mendapat kritik global yang dapat membatasi kegiatan bisnis.

Huawei merupakan perusahaan yang tidak ada nilainya saat pertama kali masuk ke pasar Eropa satu dekade lalu untuk memasok produk teknologi kepada sepertiga dari sistem telekomunikasi di benua ini.

Selang beberapa tahun, Huawei menjadi penyedia penting untuk kebutuhan seperti antena, sakelar, router, radio seluler berdaya rendah (small cells) dan alat pengiris jaringan (network slicing gear) untuk kegiatan uji coba 5G dengan operator.

Perusahaan telah dibantu oleh agen keamanan yang membuka pintu menuju pasar Eropa sambil terus memonitor fungsi peralatan mereka.

Sikap kehati-hatian pemerintah Eropa saat ini dipertanyakan ketika para petinggi negara tersebut mulai menyadari betapa sulitnya untuk mengawasi jaringan 5G.

Dengan jaringan 4G, data biasanya disalurkan melalui inti pusat, atau 'otak', sedangkan data 5G akan diproses dan dikirim di antara beberapa titik dalam pengaturan yang lebih tersebar yang bisa membuatnya lebih sulit untuk diretas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper